Kalau aku boleh mengadu kepada setiap orang perihal banyaknya perasaanku yang sering terlalu hilaf, maka aku tak ubahnya orang cengeng dengan sifat pesimis namun apabila aku berdiam hanya dengan menerima setiap penindasan, maka aku tak ubanya seperti " sapi " yang hanya dipenjara di dalam kandang.
Kalau aku boleh mengadu kepada orang -orang elit di negeri ini, apakah mereka mau mendengarkan aku, padahal aku tidak memiliki jas dan mobil untuk menjadi identitasku, apakah dengan baju yang lusuh? para elit di negeri ini mau menerimaku atau mereka beralasan lagi sibuk dengan urusan bisnis dan keluarga.
Aku menyadari begitulah " jalan pengaduanku "
namun seandainya aku juga menjadi orang elit " apakah orang yang mengadu kepadaku akan mendapatkan hal yang sama. apakah aku harus berbuat hal serupa? apakah aku harus melupakan bahwa aku dulunya juga orang yang serba sulit bahkan serba susah?
tetapi atas nama kehormatan, " aku tidak mau melayani siapapun dan dengan alasan apapun, karena aku tahu bahwa setiap orang akan tetap menghormatiku, tetapi kenyataannya, aku bukan orang elit, semoga orang yang sekarang menjadi orang elit " yang dulunya juga pernah menjadi orang elit (ekonomi sulit) agar tetap perduli dan mampu menampilkan dirinya sebagai orang yang baik hati
dari pada aku sibuk memikirkan " seandainya aku menjadi bukan menjadi yang sebenarnya lebih baik aku bekerja " berhenti mengeluh, mengkritik, dan berhenti menyalahkan orang lain " mengkritik dengan motif kebaikan itu wajib hukumnya lo ...
- 05/10/11
-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H