Mohon tunggu...
Ahmad Fendi
Ahmad Fendi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

" Belajar bagiku adalah proses untuk tahu dan diketahui.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Essensi Dakwah Melalui Halaqah

21 Oktober 2011   18:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:39 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimanapun setiap manusia memiliki kecenderungan untuk berkumpul dengan manusia lainnya? Berkumpul merupakan aktivitas yang menyenangkan karena kita bisa berbagi informasi tentang keluarga, pekerjaan maupun kesulitan hidup yang kita hadapi. Berbagi merupakan sesuatu yang menyenangkan karena dengan berbagi segala pikiran kita menjadi tenang dan damai.

Sungguh indah, kita mampu berbagi untuk memberikan pencerahan terhadap orang lain. Kita belajar memberi saran dan nasehat terutama untuk mengajak kembali mengenal allah dan ajaran yang dibawa oleh rasulnya.

Ketika rasulullah mengajarkan dan memperkenalkan islam untuk pertama kalinya, beliau memulainya secara rahasia (sirri) di rumah Arqam Bin Abi Arqam. Beliau berbagi ilmu tentang etika hidup beserta ajakan untuk mengenal keesaan allah. Kita seharusnya mencontoh membangun dakwah ini demi menciptakan kader islam demi meneruskan perjuangan rasulullah Saw.

Sekilas Tentang Halaqah

Satria Hari Lubis, dalam “ Menggairahkan Perjalanan Halaqah ” (2010) menulis bahwa halaqah atau usrah berawal dari berdirinya jama’ah ikwanul muslimin pada tahun 1928 M di Mesir. Karena dengan halaqah insya allah menjadi alternatif sistem pendidikan islam yang cukup efektif untuk membentuk muslim berkepribadian islami (syahsiyah islamiyah). (17:2010)

Saat ini, dunia islam sedang menghadapi tantangan besar. Islam berhadapan dengan dunia baru “ yang mengantarkan” bernostalgia dengan pola pemikiran individualistis dan sikap apatis terhadap pergerakan dakwah itu sendiri. Dunia islam mulai menghadapi krisis pengkaderan, sehingga dengan sistem halaqah ini, umat islam bisa kembali bangkit dan mengenal ajaran islam dan memiliki militansi untuk menyebarkan islam “sehingga bisa membawa rahmat bagi umat manusia.

Dari halaqah itu, maka akan tercipta beberapa kader dan mampu membangun mental berkarakter da’i (takwinul islami wa dakwah). Islam terbangun melalui interaksi sesama muslim dengan penuh persaudaraan, sehingga umat islam mampu menjadi umat teladan, perasaan memiliki terhadap islam dengan tetap menjaga diri dari pengaruh budaya yang banyak melalaikan manusia mengenal dan berhubungan dengan tuhannya.

Dari halaqah itu, maka diharapkan lahir kembali kader yang cerdas dan militan seperti Mus’ab bin Umair atau Sa’ad bin Abi Waqqas. Sehingga, mereka menjadi muslim bukan dari identitasnya saja tetapi juga mampu berperan menyebarkan ajaran indahnya terhadap keluarga dan teman –temannya.

Agama islam adalah agama yang rasional. Keberadaan hukumnya jelas dan mampu dianalisis dengan nalar. Agama islam mampu menciptakan sederetan tokoh –tokoh penting dalam bidang keilmuwan. Agama islam mencintai kedamaian sehingga manusia tidak perlu merasa cemas dan khawatir.

Dengan banyaknya halaqah, syiar islam menjadi semakin mudah untuk dikenal. Karena faktor kedekatan juga berpengaruh terhadap keterima atau tidaknya penyampaian seseorang itu, sebab terkadang ada beberapa orang tidak menyukai suatu bukan dari isinya tetapi dari orang yang menyampaikannya. Karena manusia memiliki pilihan untuk memilih, akan tetapi dengan perantara halaqah barangkali mereka lebih mudah didekati secara persuasif, sehingga dalam waktu lama, bentuk pertemuan itu mampu membina jiwa dan perilakunya untuk menjadi muslim paripurna.

Hasan al-Banna mengungkapkan “ Islam sangat menganjurkan agar para pemeluknya membentuk kumpulan –kumpulan bernuansa kekeluargaan (usrah) dengan tujuan menggerakkan mereka untuk mencapai target keteladanan, mengokohkan persatuan dan mengangkat konsep persaudaraan di antara mereka dari tataran kata –kata dan teori menuju kerja dan operasional yang konkret. Oleh karenanya bersungguh –sungguhlah engkau wahai saudaraku untuk menjadi batu bata yang baik dalam bangunan islam.

Jika dulu halaqah mampu membentuk jiwa para sahabat sehingga mereka mampu menggerakkan islam melalui amal yang nyata, lalu kita masih sibuk mencari konsep dan metode membentuk sebuah pergerakan islam sehingga membuat umat kurang disiplin karena terlalu banyak kegiatan tanpa diajak menyelami esensi dari bentuk diadakannya kegiatan itu.

Esensi dakwah bukan dari banyaknya syiar melainkan terletak pada kekuatan syiar itu sendiri sehingga mampu membentuk jiwa muslim paripurna. Anak –anak serta remaja adalah objek dari syiar, ketika syiar itu menjadi basis kekuatan, anak –anak dan remaja yang mendapat sentuhan pesannya akan tergerak untuk menyuarakan bahwa agama islam adalah agama yang yang mencerdaskan.

Mari kita mencoba membuat halaqah dimulai dari keluarga dan teman serta orang –orang di lingkungan kita demi terciptanya suasana ukhuwah di antara umat islam dalam hal fastabiqul khairat. Amin !

* Ahmad fendi, pengen jadi jurnalis dan penulis buku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun