Mohon tunggu...
Kresno Aji
Kresno Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Linux & LaTeX Specialist

Baru saja menyelesaikan S2.\r\nSuatu keinginan untuk menulis di bidang sosial budaya, terutama budaya Jawa. Analisa politik ditulis dalam bahasa Inggris.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membangun Opini Publik untuk Peningkatan Pencitraan

9 April 2018   15:05 Diperbarui: 10 April 2018   09:44 6748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel 1: Hasil Polling Litbang Kompas Terkait Debat Pilkada DKI Putaran Kedua (Kompas.com - 13/04/2017)

Seiring berlangsungnya Pilkada serentak 2018 dan semakin dekatnya pelaksanaan Pemilu 2019 membuat dinamika pemberitaan di tanah air menjadi semakin semarak dengan berita-berita yang terkait dengan kegiatan seputar pelaksanaan pemilihan maupun mengenai calon peserta pemilu itu sendiri.

Pemberitaan seputar calon peserta pemilihan, biasanya terkait dengan rating dan pencitraan mereka. Hal ini tentu saja berguna untuk mendulang dukungan dari calon pemilih / voters. Semakin besar pencitraan mereka, semakin besar pula dukungan dari calon pemilih dan semakin besar pula peluang untuk memenangkan pemilihan.

Berbagai macam metode peningkatan rating dan pencitraan dilakukan dengan gencar, mulai dari prestasi yang pernah dicapai sampai dengan pencanangan program-program yang diperkirakan lebih baik dari rival-rival lainnya. Hal ini tidak terlepas dari usaha untuk mempengaruhi pendapat atau opini calon pemilih / voters, dalam hal ini adalah masyarakat umum atau publik.

Pendapat / opini masyarakat / publik menurut James Brice, merupakan sekumpulan pendapat pada sekelompok orang / komunitas / masyarakat tentang suatu peristiwa atau kejadian atau hal apapun yang menarik perhatian dan menjadi bahan pembicaraan, mengenai peristiwa, kasus atau pun suatu permasalahan.

Sebagai contoh, kita bisa melihat kilas balik pemilihan gubernur DKI Jakarta yang baru saja berlalu, dimana sebelumnya seorang pasangan calon (paslon) Anis - Sandi yang sebelumnya kurang dikenal masyarakat bisa menarik perhatian ibu-ibu di pasar dan menjadi viral di media sosial.

Bagaimana Membangun Opini Publik?

Bagaimanakah seorang Anis - Sandi yang sebelumnya kurang dikenal sebagai tokoh masyarakat, namun kemudian menjadi viral di media sosial, bahkan bisa memenangkan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang notabene harus mengalahkan calon kuat, yang "hampir pasti menang"? Ini semua tentu ada jawaban dan proses yang menyertainya.

Dalam hal menaikkan rating atau pun meningkatkan pencitraan calon peserta pemilihan, maka diperlukan suatu usaha untuk mempengaruhi dan menarik minat serta perhatian dari khalayak umum, komunitas atau pun masyarakat secara keseluruhan.

Pada masa sebelum dikenalnya media sosial di internet, cara menaikkan citra atau popularitas calon peserta pemilu / pilkada dilakukan dengan cara promosi secara gencar di media massa. 

Hal ini disertai dengan laporan kegiatan para peserta dalam berinteraksi dengan masyarakat yang merupakan calon pemilih secara aktif dan dijadikan sebagai iklan tayangan di televisi.

cartoonstock.com
cartoonstock.com
Hal tersebut di atas sering dilakukan oleh calon peserta pemilu atau pilkada di masa lalu, namun cara demikian saat ini dinilai tidak efektif dan efisien, kenapa demikian? Pertama biaya untuk pemuatan iklan melalui media massa dan peliputan kegiatan melalui televisi dinilai sangat besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun