Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan sumber daya kelautan, terutama tuna. Lautnya yang luas dan perairannya yang kaya menjadikannya wilayah potensial dalam industri perikanan.
Namun, meski tuna merupakan komoditas unggulan di pasar global, Indonesia terutama NTT belum mampu memanfaatkan potensinya secara optimal. Teknologi yang masih terbatas dalam penangkapan, pengolahan, dan distribusi membuat hasil tangkapan tidak memiliki daya saing tinggi di pasar internasional.
Tuna dalam Pasar Global
Menurut laporan Essfeed.com (2025), pasar tuna global diproyeksikan mencapai $15,5 miliar pada tahun 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 4,5% sejak 2020.
Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan makanan laut, terutama di Asia-Pasifik dan Amerika Latin. Tren industri tuna saat ini berfokus pada:
- Keberlanjutan: Konsumen semakin mencari produk tuna yang bersumber secara bertanggung jawab guna mengurangi dampak lingkungan akibat eksploitasi laut yang berlebihan. Banyak perusahaan kini mengadopsi sertifikasi dan praktik perikanan berkelanjutan.
- Kenyamanan: Produk tuna siap saji seperti tuna kalengan dan kemasan praktis semakin diminati karena gaya hidup yang sibuk.
- Kesehatan dan Kebugaran: Tuna tetap populer karena kaya akan protein, asam lemak omega-3, dan rendah lemak, sehingga mendukung tren konsumsi makanan sehat.
Posisi NTT dalam Produksi Tuna
Berdasarkan data Worldostats.com (2025), konsumsi tuna di beberapa negara besar menunjukkan tingginya permintaan global:
- Jepang: 200.000--250.000 ton/tahun
- Amerika Serikat: 300.000--350.000 ton/tahun
- Spanyol: 150.000--180.000 ton/tahun
Secara keseluruhan, kebutuhan tuna dunia mencapai 4,5 juta ton/tahun.
Indonesia merupakan salah satu produsen tuna terbesar di dunia, tetapi produksi tuna dari NTT masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan global.
Berdasarkan data Antaranews.com (2024), kapasitas produksi tuna di NTT hanya sekitar 301.799 ton/tahun, masih belum sebanding dengan tingginya permintaan global.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya