Dengan mengintegrasikan SDGs dalam perencanaan kota, secara pragmatik, kota akan mengalami peningkatan kualitas data (BPS, 2014), mampu mengelola sumber daya secara lebih efisien, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan efektivitas program (Jayanti, 2023).Â
Selain itu, kota juga bisa mengidentifikasi masalah secara dini (Koch, dkk., 2023), yang memungkinkan penanganan masalah lebih cepat dan tepat.
Praktik Baik
Kota-kota di dunia telah mulai mengimplementasikan SDGs dalam perencanaan kota mereka. Misalnya, Barcelona, Spanyol, yang mengintegrasikan indikator SDGs dalam perencanaan, pembangunan, dan pengambilan keputusan kota (unsdsn.org, 2024).Â
New York City, Amerika Serikat, juga menjadi contoh yang baik dengan program "OneNYC," yang berfungsi sebagai panduan kerja dalam mendukung SDGs. New York City bahkan menerbitkan laporan tahunan untuk memantau kemajuan pencapaian SDGs di kota mereka.
Di Indonesia, ada beberapa contoh kota yang telah memulai langkah serupa. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), melalui laman website bappeda.jogjaprov.go.id, menyediakan data yang jelas, terstruktur, dan transparan mengenai kondisi dan perkembangan capaian SDGs di wilayahnya.Â
Meskipun belum secanggih Yogyakarta, Kota Probolinggo dan Kota Tangerang juga telah melakukan upaya integrasi untuk mendukung pengarusutamaan SDGs di tingkat lokal.
Dengan lebih banyak kota di Indonesia yang mulai mengimplementasikan SDGs dalam perencanaan mereka, diharapkan Indonesia dapat menjadi contoh global dalam menciptakan kota-kota yang lebih berkelanjutan dan inklusif di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H