Arizona State University (ASU) membangun jaringan kolaboratif di Arizona untuk menghubungkan pemangku kepentingan dalam penanganan perubahan iklim. Mereka fokus pada perencanaan keberlanjutan, pengelolaan air hujan, pengurangan sampah, revitalisasi komunitas, dan pengelolaan energi.
University of Exeter menyusun kajian ilmiah yang digunakan sebagai referensi dalam kebijakan iklim global, termasuk dalam merespons tujuan Kesepakatan Paris 2015. Selain itu, University of Exeter dan USS mengembangkan empat skenario untuk mengatasi perubahan iklim: Roaring 20s, Green Phoenix, Boom and Bust, dan Meltdown.
Contoh-contoh aksi nyata dari kampus-kampus ini menunjukkan betapa pentingnya mereka menjadi role model dalam penanganan perubahan iklim di seluruh dunia.Â
Namun, agar aksi-aksi ini lebih efektif, penting bagi kampus-kampus lain untuk mereplikasi model-model tersebut dengan penyesuaian sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.
Kabar baiknya adalah, banyak kampus di berbagai negara yang telah mengembangkan program dan inisiatif untuk penanganan iklim yang disesuaikan dengan konteks lokal.Â
Kampus memang seharusnya menjadi pusat keunggulan (center of excellence) yang tidak hanya mengedukasi, tetapi juga terlibat langsung dalam aksi nyata untuk menangani perubahan iklim.Â
Dengan pengetahuan, inovasi, dan kolaborasi yang dimilikinya, kampus dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjaga bumi dan masa depan umat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H