Kota Pahlawan, demikian publik mengenal ibu kota Jawa Timur yang memiliki jumlah penduduk sebesar 2,88 juta jiwa (Surabaya.go.id, 2022).
Melansir data Badan Pusat Statistik yang menampilkan tren penurunan Angka dan garis kemiskinan serta jumlah penduduk miskin kota surabaya tahun 2010-2019.
Capaian positif penurunan kemiskinan di kota Surabaya hari ini belum terkoneksi dengan capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Hal ini terbukti dengan belum adanya report capaian SDG 1 No Poverty Kota Surabaya.
SDG 1 No Poverty secara sederhana bertujuan untuk Mengakhiri Kemiskinan Dalam Segala Bentuk di Manapun.
Visi tersebut di terjemahkan oleh BAPPENAS dalam beberapa indikator penunjang, Adapun detilnya sebagai berikut :
Pengentasan Kemiskinan Ekstrim, Mengurangi kemiskinan setidaknya 50%, Pelaksanaan Sistem Perlindungan Sosial, Hak yang sama atas kepemilikan, teknologi, layanan dasar, dan sumber daya ekonomi.
Membangun ketahanan terhadap bencana lingkungan, ekonomi dan sosial, Memobilisasi sumber daya untuk mengimplementasikan kebijakan untuk mengakhiri kemiskinan dan Menciptakan kerangka kerja kebijakan yang berpihak pada kaum miskin dan sensitif gender.
Kesemua indikator tersebut praktis memudahkan pengentasan kemiskinan di kota Surabaya secara teoritis.
Tentu dibutuhkan kolaborasi multipihak seperti media, ngo, industry, pemerintah dan akademisi dalam kerangka SDGs untuk bersama-sama mengimplementasikan intervensi kemiskinan untuk mencapai nol kemiskinan di kota Surabaya pada tahun 2030.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
