Masih hangat dalam ingatan debat cawapres tadi malam, Minggu 21 Januari 2024, yang disiarkan secara live di berbagai stasiun televisi dan platform online.Â
Debat cawapres kali ini tergolong menarik; pasalnya, secara umum banyak membahas isu keberlanjutan.Â
Kondisi hari ini, Indonesia termasuk dalam kategori negara yang berkomitmen terhadap SDGs. Hal ini dibuktikan dengan diterbitkannya Perpres No. 111 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.Â
Dari 17 goals yang ditargetkan tercapai pada tahun 2030, sebenarnya ada 6 goal yang spesifik menyasar isu lingkungan.
Adapun keenamnya adalah goal 6 Air Bersih dan Sanitasi Layak, 11 Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan, 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab, 13 Penanganan Perubahan Iklim, 14 Ekosistem Lautan, dan 15 Ekosistem Daratan.
SDGs dalam Ghibahan
Sustainable Development Goals (SDGs) pertama kali disebut secara spesifik oleh kandidat cawapres no 2, Gibran Rakabuming Raka, dalam gelaran debat semalam.Â
Gus Muhaimin dan Prof. Mahfud sebenarnya juga kerap kali memunculkan narasi keberlanjutan; hanya saja, tidak secara spesifik menyebut SDGs. SDGs sebagai agenda dunia, memang sudah selayaknya di ghibahkan secara publik.Â
Ghibah yang saya maksud disini ialah mendialektikakan data, fakta, dalam konteks kondisi kekinian.
Tantangan
Pengarusutamaan isu keberlanjutan di Indonesia bukanlah perkara yang mudah.Â