Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apa Sih Ketahanan Pangan Itu?

21 September 2023   21:23 Diperbarui: 21 September 2023   21:35 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : unsplash.com

Ketahanan Pangan adalah sebuah isu yang sedang menjadi perhatian serius di seluruh belahan bumi. Perbincangan ketahanan pangan mulai terdengar bising ketika pandemi Covid-19 yang memporakporandakan tatanan dunia. 

Kini, perhatian masyarakat dunia beralih ke isu global boiling dan climate change yang diduga menjadi ancaman kelaparan dunia. Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO) pada 2022 ada sekitar 735,1 juta orang yang mengalami kelaparan di berbagai belahan dunia, setara dengan 9,2% dari total populasi global. 

Jumlah penderita kelaparan masih terbilang cukup besar, data dari World Food Programme (2022) tercatat Somalia menduduki posisi pertama dengan predikat negara paling buruk tingkat kelaparannya. Kemudian disusul Afganistan, Niger, Mali, Guinea, Haiti, Suriah, dan Sudan Selatan. 

Sementara negara yang paling baik ketahanan pangannya versi Global Food Security Index (GFSI) tahun 2022 adalah Finlandia, kemudian disusul Irlandia, Norwegia, Prancis, Belanda, Jepang, Kanada, Swedia, Inggris, dan Portugal. 

Ketahanan pangan dalam kacamata UU No. 18/2012 adalah "kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan". 

Sementara FAO yang mendefinisikan ketahanan pangan sebagai suatu kondisi di mana setiap orang sepanjang waktu, baik fisik maupun ekonomi, memiliki akses terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari sesuai preferensinya. 

Di sisi lain, Dr. Susanawati, SP., MP, Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menganggap ketahanan pangan sendiri memiliki dua kata kunci penting, yaitu ketersediaan pangan yang cukup dan merata serta akses penduduk terhadap pangan, baik secara fisik maupun ekonomi.

Dalam menghadapi realitas ini, perlu adanya upaya bersama dari pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta untuk mengatasi ketahanan pangan. Ini termasuk memperkuat infrastruktur pertanian, mengembangkan sistem distribusi pangan yang efisien, mendorong inovasi dalam pertanian berkelanjutan, dan meningkatkan akses penduduk terhadap pangan yang aman dan bergizi.

Salah satu solusi menarik yang ditawarkan Kementerian Pertanian (Kementan) adalah Pola integrated farming ini merupakan pengelolaan pertanian terpadu, di mana dalam satu hamparan dibudidayakan banyak komoditas yakni padi, sayur, ayam, lele, sapi, dan komoditas pangan lainnya (www.ntbprov.go.id, 2020). Good practice ini tentu tidak bisa menyelesaikan tantangan ketahanan pangan. Namun, setidaknya mampu menjadi inspirasi semua pihak untuk melakukan upaya-upaya serupa untuk menangani ketahanan pangan.

Ketahanan pangan bukanlah tanggung jawab yang dapat diemban oleh satu pihak saja, tetapi merupakan tugas bersama kita untuk menciptakan dunia yang bebas dari kelaparan. Semua orang memiliki peran dalam menjaga ketahanan pangan, mulai dari tingkat individu hingga tingkat global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun