Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Era Baru Demokrasi: Menakar Kesiapan KPU dan Bawaslu dalam Menghadapi Kampanye Digital

26 Juni 2023   20:05 Diperbarui: 26 Juni 2023   20:23 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : www.kompas.id

Seorang insinyur mesin Jerman bernama Konrad Zuse adalah orang yang paling bertanggung jawab atas lahirnya era digital. Penemuan briliannya membuat komputer digital menjadi dasar terciptanya era baru yang kehidupannya ditopang oleh produk digital. Era digital adalah periode di mana akses dan penyebaran informasi menjadi lebih cepat dan mudah melalui penggunaan teknologi digital (Adis, 2002).

Menurut laporan terbaru dari We Are Social dan Hootsuite, pada bulan Januari 2023, jumlah pengguna internet di seluruh dunia mencapai 5,16 miliar individu. Angka tersebut setara dengan 64,4% dari total populasi global yang berjumlah 8,01 miliar orang.

 Sementara di Indonesia, jumlah penduduk yang terhubung ke internet mencapai 215,62 juta orang dari total populasi 275,77 juta jiwa di Indonesia (APJII, 2023). Era digital telah masuk dan menyebar ke seluruh penjuru dunia tanpa kecuali.

Perhelatan Pemilu tahun 2024 akan menjadi momen di mana pergeseran gaya kampanye berubah secara total. Secara umum, kampanye adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu kepada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu (Venus, 2018). 

Kampanye umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu. Adapun menurut Ruslan (2007), teknik-teknik kampanye terbagi sebagai berikut:

  • Partisipasi adalah strategi yang melibatkan audiens untuk mendapatkan perhatian yang lebih dalam suatu kegiatan.
  • Asosiasi adalah taktik yang menghubungkan kampanye dengan peristiwa atau fenomena yang sedang menarik perhatian atau sedang terjadi saat ini.
  • Integratif adalah pendekatan yang menggunakan kata-kata seperti "kita," "kami," dan "anda semua" untuk menyatukan kepentingan semua pihak.
  • Teknik ganjaran melibatkan pemberian manfaat atau ancaman untuk mendorong perilaku atau respon tertentu.
  • Teknik penataan patung es mengandalkan presentasi yang menarik dan menarik perhatian melalui visual, tulisan, dan suara.
  • Empati melibatkan kemampuan untuk memahami dan menempatkan diri pada posisi atau peristiwa tertentu.
  • Koersi melibatkan penggunaan unsur paksaan untuk memunculkan kekhawatiran tertentu jika tindakan tertentu tidak dilakukan.

Kampanye digital menjadi menu favorit politisi Indonesia dalam kurun waktu 2019--2023. Tahun 2024 mendatang merupakan puncaknya, hal ini dikarenakan Pemilu Legislatif untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Secara bersamaan dilaksanakan pula Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk periode 2024-2029. 

Bukti nyata keberhasilan kampanye digital di Indonesia adalah dilantiknya Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden Republik Indonesia. Mengapa demikian? Karena kemenangan demi kemenangan Jokowi, mulai dari Walikota Solo, Gubernur DKI, dan Pilpres 2019, diraih menggunakan sarana utama kampanye digital. Hal ini kemudian belakangan direplikasi oleh politisi-politisi lain seperti Ganjar Pranowo, Prabowo, Erick Thohir, Sandiaga Uno, Anies Baswedan, dan ribuan lainnya dengan harapan mampu menciptakan citra positif dirinya terhadap masyarakat.

Bak pepatah lama, "tiada gading yang tak retak," masifnya kampanye politik secara digital di jagat media sosial Indonesia menyebabkan maraknya ujaran kebencian, kabar hoaks, dan pelanggaran SARA. Kementerian Komunikasi dan Informatika (2023) mencatat pada triwulan pertama tahun 2023 sudah ada sekitar 425 berita bohong yang tersebar di situs web dan platform digital.

 Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan jumlah berita bohong yang teridentifikasi pada tiga bulan pertama tahun 2022, yang mencapai sekitar 393 berita bohong. Hal ini menjadi tantangan serius bagi KPU dan Bawaslu dalam mengawal terselenggaranya pemilu 2024 yang jujur dan adil.

Melansir situs resmi Bawaslu, www.bawaslu.go.id, setidaknya ada lima tantangan pelik dalam menangani kampanye digital, antara lain:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

    Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

    7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun