Mohon tunggu...
Masad Masrur
Masad Masrur Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Pasca Sarjana USAHID JAKARTA

Pernah kuliah di Fakultas Teknik, tetapi beraktifitas di Organisasi Ekstrakampus dan Wartawan Kampus. Kini barusaja menyelesaikan S-2 Ilmu Politik di FISIP Universitas Indonesia. Kini belajar lagi Ilmu Komunikasi di USAHID JAkarta. Kompasiana diperlukan untuk melepaskan beban pikiran, karena hanya dengan menulis beban itu akan berkurang.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Yunani

19 April 2020   13:11 Diperbarui: 19 April 2020   13:08 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan di Bukit Akropolis--dokpri

Yunani, sejak kuno hingga kini, memang memiliki sejarah politik yang panjang. Sejak ribuan tahun sebelum masehi, Yunani berganti-ganti dikuasai oleh pemimpin asing, seperti Aleksander Agung, Kekaisaran Byzantine, hingga Otoman Turki. Kerajaan Aleksander Agung membentang mulai dari Yunani di sebelah barat sampai ke Pakistan di sebelah timur dan Mesir di selatan. Kekaisaran Byzantine berlangsung lebih dari 1000 tahun, mulai abad ke-4 M sampai tahun 1453. Kekaisaran Ottoman mulai menjamah wilayah Yunani di akhir abad ke-14. 


Pada waktu Istanbul (Konstatinopel) jatuh pada tahun 1453, banyak wilayah Kekaisaran Byzantine, termasuk Yunani sudah direbut oleh kerajaan Ottoman. Pada tahun 1500-an sebagian besar Yunani ada di bawah kekuasaan Ottoman, termasuk Siprus dan Kreta. Republik Yunani atau Hellenic Republic akhirnya merdeka di pada tahun 1821.

Sebagaimana negara yang pernah dijajah, orang-orang Yunani membenci negara orang-orang yang menguasai mereka: Turki. Turki adalah kerajaan Islam, sementara Yunani adalah kiblat Kristen Ortodoks Timur. Agama mayoritas di Yunani adalah Gereja Ortodoks Timur (94%). 

Meskipun Konstitusi Yunani menjamin kebebasan mutlak dalam beragama dan setiap orang yang tinggal di wilayah Yunani akan menikmati perlindungan penuh akan kepercayaan mereka, namun saat berkunjung ke Yunani dimana Islamofobia sedang menyeruak, rombongan kami yang sabagian berjilbab diteriaki oleh seseorang yang tidak senang dengan rombongan kami. Mohammad killed so many people, teriaknya. Sontak ibu-ibu rombongan kami ketakutan. 


Sama seperti Indonesia, Yunani adalah negara kepulauan yang mengandalkan pariwisata sebagai sumber devisa negara. Turis menyumbang hampir 16% GDP. Pada tahun 2004, Yunani menempati urutan ke-12 sebagai tujuan pariwisata internasional. Diperkirakan ada 16.5 juta turis mengunjungi Yunani tiap tahunnya, lebih dari seluruh jumlah penduduk negara tersebut. Yunani mempunyai banyak airport internasional dibandingkan banyak negara lainnya karena banyaknya turis asing yang ingin mengunjunginya. 


Yunani mempunyai sekitar 9000 mil garis pantai, dan terpanjang ke-10 di dunia. Kondisi ini juga mirip dengan Indonesia yang memiliki garis panjang pantai terpanjang ke-2 di dunia. Wisata pulau-pulau kecil juga dimiliki Yunani, seperti Mykonos, Santorini, Lindos, dan wisata pegunungan di Gunung Athos. Selain itu, Yunani memiliki cuaca dan pantai yang indah di tengah musim panas. Wisatawan asing akan diterima dengan baik oleh para warga yang merasa bersyukur wisawatan asing masih ingin mengunjungi negara mereka disaat krisis ekonomi di Yunani. 


Sejak krisis Yunani ramai diberitakan media pada akhir Juni 2015 lalu, banyak wisatawan bertanya-tanya soal keadaan di negara itu. Mereka mempertanyakan apakah negara itu masih nyaman untuk menjadi destinasi wisata. Tetapi, meskipun negara ini mengalami krisis, soal keamanan, menurut laporan Vox, ternyata tingkat kejahatan di Yunani selevel dengan Norwegia atau Finlandia. 


Menurut laporan The Guardian, harga-harga di pusat wisata Yunani menjadi semakin murah, karena warga membutuhkan uang tunai. Wisatawan asing yang akan berlibur ke Yunani disarankan untuk membawa banyak uang tunai. Wisatawan yang membawa uang tunai dapat melakukan penawaran lebih murah ketimbang mereka yang membayar secara debit atau kredit. Aliran uang tunai yang dibawa oleh para wisatawan asing akan mengisi kas toko-toko yang sedang kesulitan uang. 


Benar, ketika kunjungan ke Yunani ini berlangsung, harga disini cukup murah. Makanan-makanan khas seperti kentang dan pasta serta ikan, melimpah di meja kami. Ini cukup menggiurkan, dan masih ada sisa uang bagi rombongan menuju tempat wisata terkenal dunia: Santorini. (bersambung).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun