Aku getir mendengar kisahmu
Kisah yang selalu berdarah-darah
Tak ada senyum cerah mengembang
Ketika burung-burung pipit berdendang
Sudah lupakah kau akan tanah dan air?
Lumpur dan cuaca panas?
Atau belaian angin ketika istirah di dangau?
Sembari mendengarkan irama alam?
Hingga tak sejengkalpun kau berubah
Bergeming dari kisah lalu tak berujung pangkal
Dan melahirkan gelisah-gelisah
Atau hanya desah
Nasib selamanya tak akan bergerak
Bila hanya berdiam diri saja
Menekuri warisan-warisan tak berarti
Hutang dan persoalan
Bila aku bertanya kepada seonggok jagung
Tentu kan berjawab sama
Semak dan belukar selalu tumbuh
Kecuali kau …
April, 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H