Apakabar agan-agan pecinta sepak bola Indonesia.
Rasanya makin hari makin heboh saja dunia sepakbola kita. Heboh bukan karena prestasi tapi heboh karena sensasi. Kehebohan terakhir dibikin lagi-lagi oleh KPSI. KPSI yang ngakunya mau menyelamatkan Sepakbola padahal dia sendiri yang ngancurin dunia sepakbola Indonesia.
Baiklah tidak berpanjang lebar ke topik yang lain, mari kita lanjutkan penulisan Penyakit Kronis Tim APBD.
Tim APBD atau dibilang tim yang membutuhkan dana operasional dari APBD. Atau bahasa yang lebih lugas lagi Tim APBD adalah tim pengemis dana APBD. Sayangnya, walaupun tidak semua tetapi kenyataan menunjukkan bahwa Tim APBD kebanyakan dikelola secara amburadul. Dikatakan amburadul karena dana milyaran rupiah yang dikucurkan tidak disertai dengan pengelolaan yang baik.
Diambil dari Tempo Online, hasil temuan audit sebuah Auditor Internasional terhadap 16 Klub yang berlaga di Divisi Utama dan Liga Super tahun 2009-2010Â menunjukkan fakta memprihatinkan.
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2011/01/24/LU/mbm.20110124.LU135734.id.html
"Laporan keuangan mereka tidak memenuhi standar akuntansi, sekadar pakai program Microsoft Excel yang bisa dihapus dan diubah siapa saja sehingga kesahihannya diragukan. Laporan keuangan PSMS Medan dan Arema Indonesia masuk kategori ini."
"Dari 16 klub yang ditelisik, cuma empat kesebelasan yang berbadan hukum. Dari empat klub itu, cuma Arema dan Persebaya yang memiliki nomor pokok wajib pajak. Tidak mengherankan bila klub-klub sepak bola ini tidak pernah membayar pajak."
"Bahkan ada klub yang sudah berbadan hukum justru dibubarkan demi memperoleh dana APBD. Ini terjadi pada PT Delta Putra Sidoarjo-badan hukum Deltras Sidoarjo-yang dibubarkan tiga tahun lalu. Manajemen klub ini dikuasai oleh keluarga Vigit Waluyo."
Perkembangan terakhir, Vigit kini menjalani sidang pengadilan Tipikor Surabaya karena kasus dugaan korupsi peminjaman uang Rp 3 miliar dari PDAM Delta Tirta ke PS Deltras Sidoarjo.
Cekidot disini