Mohon tunggu...
Coach Wahyu Purnomo
Coach Wahyu Purnomo Mohon Tunggu... -

Founder, Sales Coach & Sales Trainer Specialist at Synergycoach Indonesia www.wahyu-purnomo.com www.synergycoachindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Menjadi Sales yang Kreatif

28 Desember 2015   21:29 Diperbarui: 28 Desember 2015   22:05 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Supporting Infrastructure inilah yang saya katakan sebagai Domain di posisi Perusahaan atau Management. karena hal-hal di bagian ini relatif bukan di area yang bisa dikontrol oleh seorang Salesman.

Pada kenyataannya seperti yang saya sampaikan diatas adalah bahwa banyak sekali para pengambil keputusan di Dept Sales yang tidak menyadari pentingnya sinkronisasi atas ketiga faktor diatas. Program program pengembangan diri seperti Coaching dan Training Sales hanya mampu menyentuh faktor Aptitude dan Attitude dari seorang salesman.

Contoh yang konkret menggambarkan barangkali sebagai berikut: seorang Salesman katakanlah sudah memiliki Mental yg sangat Ok, kemampuan skill menjualnya pun Ok, tapi entah bagaimana Perusahaan menetapkan Aturan-aturan yang memaksa si Salesman untuk selalu membuat report tertulis yang bermacam-macam dan wajib tepat waktu, sehingga membuat si salesman menjadi memiliki waktu yg terbatas untuk kelapangan, quantity kunjungannya mnjadi lebh sedikit dan setiap hari selalu disibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan yag sifatnya Admin. setiap senin Pagi Meeting harus menyajikan data, kasih report tertulis yang lebih banyak dari biasanya, dll. Bayangkan apa yang akan terjadi, bukannya membuat salesman bisa bekerja lebih efisien malah sebaliknya yang terjadi.

Hal lain juga yang di maksud dalam Supporting infrastructure misalnya fasilitas-fasilitas pendukung seperti kendaraan, Bayangkan seorang Industrial Sales yang lokasi marketnya pabrik-pabrik di pinggir kota seperti Cikarang atau Tangerang tidak di fasilitasi kendaraan mobil. si Salesman harus ke Lokasi dengan kendaraan umum atau naik motor misalnya, yang mana jaraknya bisa lebih dari 40Km…, bayangkan seperti apa ketika si Salesman ketemu dengan calon pelanggan,

Apa hubungannya dengan Kreatifitas ??

Tahukah Anda bahwa sesungguhnya dalam dunia Sales, Kreatifitas cenderung sangat di butuhkan ketika seorang Salesman dihadapkan oleh Supporting Infrastruktur yang sangat terbatas. Suka tidak suka pada kenyataannya sebagai seorang salesman, hampir jarang sekali bahkan mungkin tidak pernah ditemui di satu perusahaan pun yang benar-benar bisa memberikan suporting Infrastruktur yang sepadan/ sesuai dengan yang diinginkan. Menariknya pengalaman mengajarkan bahwa hal ini seringkali terlihat ketika kita menginterview banyak salesman baru, banyak sekali yang terkemukakan ketika ditanya alasan keluar adalah karena masalah “Supporting Infrastruktur yang terbatas ini ” statement-statement seperti ; “Wah Targetnya gak masuk akal Pak di Perusahaan saya”,

“abis, saya tiap hari harus selalu balik ke kantor”, saya mau apa-apa susah pak di perusahaan sekarang, minta sample susah, minta demo sulit” atau juga “waduh Pak, di perusahaan saya sekarang saya kena komplain terus gara-gara orang operasional, saya capek Pak, gak bisa fokus jualan” dll. itulah yang sering di temui ketika kita manginterview calon Salesman baru.

Tapi Fakta yang lebih mengejutkan lagi adalah ternyata… sekali lagi saya sampaikan bahwa tetap saja tidak ada Perusahaan yang sempurna, tidak ada atau mungkin sangat jarang sekali sebuah perusahaan yang bisa menciptakan Suporting Infrastruktur yang ideal bagi team Salesnya. Dan yang lebih mengejutkan lagi…, tidak sedikit kekurangan dalam hal Supporting Infrastruktur ini yang di jadikan Obyek materi bagi para “Salesman Toxic”, atau salesman racun, yaitu yang senang sekali menggosip kekurangan perusahaan dengan perkataan-perkataan negatif yang di perbincangkan sesama team Sales,

mulai dari “Ah… males dah gua jualan…, capee mau apa- apa susah terus”. atau “ah ngapain jualan banyak-banyak juga paling kayak gini-gini aja” atau juga ” udahlah, males deh ngepush-ngepush jualan lagi kalo ujung-ujungnya dapet komplain melulu”. Hmm… mudah- mudahan hal ini mengingatkan sesuatu kepada Anda…, saya yakin beberapa di Antara Anda ada yg senyum-senyum kecut setelah mambaca tulisan saya sampai disini…. hehehe….

Kembali lagi ke soal Kreatifitas Salesman. seperti yang saya sampaikan sebelumnya. bahwa Kreatifitas HARUS muncul ketika Supporting Infrastruktur di perusahaan memang tidak mendukung. Hal yang benar-benar harus disadari adalah bahwa faktor Attitude dan Aptitude sealu berada didalam kontrol kita, tetapi Supporting infrastructure selalu berada di luar Kontrol kita. jadi dasar orang untuk menjadi dan “Willing” untuk kreatif adalah ketika Anda benar-benar menyadari bahwa ada faktor-faktor “UnControl” dalam diri dan situasi Anda yang memang harus Anda hadapi.

Kunci utamanya adalah Mindset dan Respon. Mindset artinya Anda menyadari bahwa keadaan membatasi Anda dan Anda memilih untk Tidak Menyerah, yang kedua Anda tau harus bagaimana merespon. Respon Anda harus menghindari 3 hal berikut : yaitu Blaming (menyalahkan), Excuse (alias cari alasan) dan Denial (Menyangkal) dan Respon Anda harus memunculkan Solusi. yap… Solusi. Dengan menyadari ini Anda sudah menyalakan Engine Kreatifitas Anda, apapun bentuk outputnya nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun