minggu kemarin jalan ke dieng untuk tengok family yang ada di desa pekasiran , batur Banjarnegara 10km setelah dieng, memang deket sekali dengan kawah timbang yg sedang mengeluarkan asapnya. Perjalanan diawali dari semarang menuju kendal- weleri-sukorejo-beji-candiroto-bantir-mojotengah-tambi-kejajar-patakbanteng-dieng-kepakisan-pekasiran-pesurenan. Wuihh, ternyata jauh juga...Nha pas nyampai di patakbanteng gw lihat di pinggir jalan itu ada tulisan rumah Carica, gw brenti juga. Penasaran dechh, selama ini sering ke dieng belum pernah nyobain apa itu carica. "mari, mas!!! masuk...ini namanya carica, buah yang adanya hanya tumbuh di dieng saja...monggo di cobain" he.he..klo urusan nyoba, gw mau2 ajaa...qiqiqi...belom tahu dia klo gw yang nyoba bisa habis berapa.  Dan trlihat didepan rumah yang dijadikan toko itu tampak beberapa orang yang sedang mengolah buah carica. Carica, Vasconcellea cundinamarcensis, Carica pubescens , Carica quercifolia, Carica goudotiana atau bahasa indonesianya pepaya gunung adalah kerabat pepaya yang menyukai keadaan dataran tinggi basah, 1.500-3.000 m dpl. Di wilayah dieng wonosobo tanaman ini biasa disebut Carica, dan di Bali tanaman ini disebut Gedang Memedi . Daerah asalnya adalah dataran tinggi Andes, AS. [caption id="attachment_258109" align="aligncenter" width="576" caption="ngupas pepaya gunung"][/caption] Pekerjaan diawali dengan mengupas buah pepaya gunung yang telah dipetik, tampak dalam gambar ada dua orang yang sedang meengupas buah carica. [caption id="attachment_258114" align="aligncenter" width="576" caption="tampak pekerja sedang memsahkan kulit buah dengan biji nya..."]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H