Â
Memasuki awal tahun 2022, Kementerian Desa Pdt kembali mengguliirkan lomba Desa Wisata Nusantara setelah dua tahun mengalami vakum akibat pandemi covid 19. Berbeda dengan penyelenggaraan Lomba Desa Wisata pada periode dua tahun sebelumnya, kali ini Kementerian Desa lebih menekankan pada sisi pemberdayaan.
Jika di tahun 2019, Lomba Desa Wisata yang di selenggarakan mengusung kategori Desa Wisata Maju dan Desa Wisata Berkembang. Maka di tahun 2022 ini tidak berdasarkan pada kategori tersebut, melainkan semua Desa Wisata mengikuti lomba secara serentak bersamaan baik yang sudah maju, berkembang, maupun yang masih baru merintis.
Dengan berbagai kategori Destinasi yang menjadi produk dari Desa Wisata, diantaranya kategori Edukasi, Kuliner, Agrobisnis, Religi, Pantai, Gunung, Sungai dan Budaya. Jika ada Desa wisata yang mempunyai destinasi lebih dari 1 kategori justru lebih baik bisa sekalian di promosikan semua potensi yang ada.
Hal ini di sesuaikan dengan tema dan semangat yang di kembangkan oleh Kemendesa sendiri. Yakni bukan lagi lomba Desa Wisata saja, melainkan Lomba Promosi Desa Wisata. Lomba promosi Desa Wisata sendiri dalam hal ini mempunyai makna yang berbeda. Â Jika Lomba Desa Wisata adalah bentuk penghormatan, penghargaan, dan apresiasi bagi desa yang mengembangkan Desa Wisata.Â
Maka pada lomba promosi Desa Wisata ini, selain bentuk penghormatan, penghargaan dan apresiasi Kemendesa juga mendukung pada sisi pemberdayaan dan motivasi menjadi Desa Wisata yang Profesional. Dimana pihak Kemendesa tidak hanya menghadirkan para pakar dan praktisi industri pariwisata sebagai dewan juri saja.
 Melainkan menjadikan mereka Mentor sehingga ilmu dan pengalamannya menjadi bekal peserta melalui melalui zoom meeting yang di selenggarakan setiap bulannya. Seperti yang sudah di sampaikan pada zoom tanggal 20 Januari lalu, dengan materi dasar seperti cara membuat fhoto promosi wisata, fhoto perjalanan dan lain sebagainya.
Dan tentunya materi materi keberlanjutan hingga terciptanya standar Desa Wisata yang professional. Pola keberlanjutan ini tentunnya tidak lepas dari misi besar mewujudkan Sustainable Development Goals Desa (SDGs Desa). Dimana Desa Wisata ini nantinya di harapkan berkontribusi dalam mewujudkan ekonomi yang tumbuh merata di Desa sebagaimana tujuan SDGs Desa yang ke 8 tentang Pertumbuhan Ekonomi Merata pada sasaran  dimana meningkatnya kunjungan wisatawan menjadi sasarannya.
Dengan adanya mentoring yang berkelanjutan secara kontinyu setiap bulan. Sehingga para peserta terus di motivasi, di arahkan dan di beri kesempatan untuk terus memperbaiki performa nya dan bisa saling melihat satu sama lain melalui aplikasi Desa Wisata Nusantara yang dapat di unduh di Play Store di android.Â
Dengan rentang waktu perlombaan selama enam bulan, sehingga pada tahun 2022 ini ada dua kesempatan yakni di gelombang 1 sampai bulan Juni, maupun di gelombang 2 sampai bulan November 2022. Dengan catatan bahwa pemenang periode 1 tidak boleh di ikut sertakan kembali pada periode 2.
Jika pada lomba Desa Wisata Nusantara 2019 peserta yang ikut sebanyak 350 Desa. Maka di tahun ini jumlahnya jauh lebih banyak. Hal ini dapat di lihat dari data potensi Bumdesa yang menyelenggarakan usaha di bidang Desa Wisata di kementerian desa tercatat ada 5037 Desa tersebar di semua provinsi.
Untuk membangun pariwisata memang tidak harus menunggu sempurna dulu terutama dalam membangun Desa Wisata. Sebab Desa Wisata tidak akan cukup hanya di bangun oleh Pemerintah Desa nya saja, tetapi memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Desa Wisata sendiri mempunyai definisi sebagai  bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang di sajikan dalam  suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.  Lomba promosi Desa Wisata inilah salah satu bentuk kolaborasi yang sedang di bangun oleh Kementerian Desa dalam rangka membangun Desa Wisata di Indonesia.
Meski begitu yang menjadi domain khusus Desa Wisata yang di bina oleh Kemendesa pdtt  lebih memfokuskan pada Desa wisata yang di kelola oleh Bumdesa. Oleh karena itu syarat mengikuti lomba Promosi Desa Wisata adalah Desa Wisata yang di kelola oleh Bumdesa secara mandiri maupun Bumdesa kerjasama dengan pihak ketiga.
                                                           Â
Peran Pendamping Desa
Dalam rangka menyukseskan lomba promosi Desa Wisata ini, maka Tenaga Pendamping Profesional (TPP) wajib turut serta mengawal dan mendampingi Desa yang ada di lokasi tugasnya agar ikut berpartisipasi pada lomba ini.Â
TPP juga ikut menindaklanjuti setiap materi yang disampaikan dalam zoom meeting sama terkait peningkatan kapasitas Bumdesa dalam mengelola Desa Wisata. Â Agar setiap bulannya ada peningkatan kualitas baik konten maupun fasilitas lain yang menunjang terhadap promosi Desa Wisata tersebut.Â
Pada kesempatan ini, penulis ingin sedikit sharing mengenai langkah langkah yang sudah di laksanakan oleh tim TPP yang ada di Kabupaten Ciamis.  Dalam menyambut baik dan ikut berpartisipasi dalam  menyosialisasikan dan mempromosikan  Desa Wisata yang ada di Kabupaten Ciamis. Â
Belajar dari pengalaman pada lomba Desa Wisata sebelumnya, ketika lomba Desa Wisata tahun 2019 dari Ciamis belum bisa mewakilkan 1 peserta pun, karena waktu itu di Ciamis belum memiliki Desa Wisata. Mudah mudahan tahun ini ada Desa Wisata di Ciamis yang terangkat namanya berkat lomba promosi Desa Wisata ini. Â
Pada lomba tahun 2019 yang menjadi juara nya, dulunya merupakan salah satu Desa yang ada di Kabupaten Ciamis, yakni Desa Wisata Kertayasa dengan destinasi utama Body Rafting Green Canyon. Namun karena adanya pemekaran wilayah menjadi Kabupaten Pangandaran pada tahun 2012,  maka Desa Kertayasa yang berada di wilayah Kecamatan Cijulang akhirnya menjadi perwakilan Kabupaten Pangandaran.
Sejak saat itu kita selaku TPP di Kabupaten Ciamis membentuk yang namanya Komunitas Pegiat Desa Wisata (KOPI DEWA). Dengan Kopi Dewa ini TPP sering berkomunikasi dengan Dinas Parwisata Ciamis untuk sama sama mengenalkan Desa Wisata di bumi Tatar Galuh Ciamis. Gayung pun bersambut, dalam berbagai kesempatan Dinas Pariwisata Ciamis melibatkan kita dalam berbagai kegiatan.
Diantara kegiatan yang pernah kita ikuti adalah menjadi narasumber dalam kegiatan sosialsiasi Pesona Galuh Nagari, menjadi moderator Pelatihan Pramu Wisata, menjadi moderator Pelatihan Pengelola Destinasi Wisata akhir tahun 2019. Dan yang terbaru adalah narasumber Workshop Desa Wisata yang di laksanakan di 5 wilayah eks kawedanaan di Kabupaten Ciamis dengan peserta 258 Desa, pada tanggal 2-6 Desember 2021.
Dari sisi regulasi kita juga turut serta mendorong pemanfaatan dana desa untuk pengembangan Disa Wisata yang di kawal melalui Peraturan Bupati terkait prioritas penggunaan dana desa. Yang tentunya mengikuti arah prioritas sesuai Peraturan Menteri Desa baik pada tahun 2021 maupun di tahun 2022.
Â
Semenjak lepasnya Kabupaten Pangandaran yang merupakan ikon nya Pariwisata di Jawa Barat bagian Timur, pariwisata di Ciamis bagaikan mati suri selama beberapa tahun. Adanya Program Inovasi Desa (PID) yang di gulirkan oleh Kemendesa Pdt pada tahun 2017-2019 memberikan hikmah tersendiri bagi kebangkitan pariwisata di Ciamis.
Kegiatan PID secara tidak langsung telah menginspirasi beberapa Desa di Ciamis untuk menggali potensi Desa menjadi destinasi wisata. Dengan mereplikasi inovasi dari daerah lain, maka bermunculan lah destinasi baru yang merupakan hasil inovasi Desa. Salah satu destinasi yang sempat viral adalah Kampung Sawah yang ada di Desa Talagasari Kecamatan Kawali.
Salah satu dampak positif dari kegiatan wisata Desa tersebut adalah adanya kontribusi dari Bumdesa untuk Penghasilan Asli Desa (PAD) bagi Desa Talagasari. Bahkan Bumdesa Talagasari merupakan salah satu Desa yang tercatat  sudah mampu memberikan kesejahteraan bagi pengurusnya dengan memberikan penghasilan di atas Upah Minimum Kabupaten (UMK).
Pada lomba promosi Desa Wisata kali ini Desa Talagasari juga ikut berpartisipasi dengan masih mengusung Kampung Sawah sebagai destinasinya. Selain Desa Talagasari sudah mulai bermunculan juga  potensi Desa Wisata di Ciamis, diantaranya, Desa Cibeureum, Desa Cisontrol, Desa Mekarsari, Desa Selamanik, Desa Jalatrang dan lainnya.
Bahkan yang cukup membanggakan adalah Destinasi Mini Ranch yang ada di Desa Wisata Cibeureum Kecamatan Sukamantri sampai saat ini menempati posisi ke 2 sebagai destinasi paling popular di aplikasi Desa Wisata Nusantara. Dengan kerjasama semua pihak terutama TPP dan seluruh masyarakat Indonesia yang mencintai Desa Wisata  mari kita ramaikan pesona Desa Wisata ini di berbagai kesempatan baik di media maya maupun di berbagai kesempatan lainnya.
Semoga kegiatan yang di inisiasi oleh Kemendesa ini tidak hanya menemukan Desa Wisata potensial saja, tetapi dapat melahirkan ribuan Desa Wisata yang berkualitas karena spirit lomba kali ini adalah pemberdayaan Desa Wisata. Meski di awal lomba banyak peserta yang masih amatiran namun karena ada mentor yang professional dan pendampingan yang berkesinambungan tidak menutup kemungkinan kegiatan ini menjadi momentum kebangkitan pariwisata secara nasional.
Dengan begitu maka peran dan kontribusi Kementrian Desa dan segenap Tenaga Pendamping Profesionalnya di seluruh wilayah nusantara adalah bukti nyata mengabdi bagi desa dan membangun Indonesia dari Pinggiran.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H