Datang dari sebuah hadist nabi Muhammad saw, beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah swt telah menciptakan malaikat yang memiliki sebuah sayap di dunia timur dan sebuah sayap lagi di dunia barat, kepalanya di bawah Arasy dan kedua kakinya di bawah bumi yang ketujuh, padanya ada bulu sebanyak bilangan makhluk Allah swt. Lalu apabila ada seorang laki-laki atau perempuan dari umatku membaca shalawat kepadaku, memerintahlah Allah swt kepada malaikat itu untuk menyelam dalam laut dari cahaya dibawah Arasy. Malaikat itu menyelam di dalamnya kemudian keluar dan mengibaskan sayapnya. Meneteslah sebuah tetesan dari setiap bulu dan Allah swt menjadikan dari setiap tetes itu malaikat yang memintakan ampun padanya sampai hari kiamat” ( Subhanallah , , , )
Kutipan di atas saya ambil dari sebuah buku 📚 yang berjudul “Dibalik Ketajaman Mata Hati” karya Imam Al Ghazali dengan judul asli “Mukasyafatul Qulub”, sebuah buku yang menarik untuk di buka dan dibaca kembali karena isinya sarat dengan ilmu serta mengandung pesan-pesan kehidupan tentang bagaimana kita berhubungan dengan Sang Pencipta serta dengan semua makhluk ciptaan-Nya. Pada bab pertama dalam buku ini menjelaskan : “Di Dalam Menerangkan Takut”. Takut yang di maksud adalah takutnya seorang hamba kepada Pencipta nya yaitu takut karena keimanan dan ketakwaan yang tumbuh di hatinya.
Beberapa Tanda Takut Kepada Allah Swt
Di riwayatkan dari Nabi Ibrahim Al-Khalil as ketika ingat kesalahannya, beliau menjadi tidak sadarkan diri dan bisa di dengar kegoncangan hatinya dari jarak satu mil. Mengutuslah Allah kepada Jibril dan Jibril mendatanginya. Jibril berkata kepadanya : “Tuhan Yang Maha Perkasa membacakan salam untukmu dan berfirman : “Apakah engkau melihat seorang kekasih takut kepada kekasihnya?” Nabi Ibrahim berkata : “Hai Jibril, apabila aku mengingat kesalahanku dan aku berfikir tentang siksanya, lupalah aku terhadap hubungan kekasihku”. Itulah sifat dari nabi – nabi, wali, orang shalih dan orang yang zuhud, camkanlah !.
Kita memang bukan seorang nabi ataupun rasul, tetapi kita bisa menjadi mukmin sejati, mukmin yang sejati adalah orang yang takut kepada Allah swt dengan semua anggota tubuhnya. Seperti apa yang telah dikatakan Abul Laits : “Takut kepada Allah swt akan terlihat tanda-tandanya dalam tujuh macam hal :
- Lidahnya, dia tentu akan mencegahnya dari bohong, menggunjing, mengadu domba, membual dan perkataan tidak berguna. Namun dia akan menjadikan lidahnya sibuk dengan dzikir kepada Allah swt., membaca Al-Qur’an dan memperbincangkan ilmu.
- Hatinya, dia tentu akan mengeluarkan dan membuang jauh-jauh dari dalam hatinya perasaan bermusuhan, kebohongan dan dengki terhadap kawan karena kedengkian akan menghapus segala kebaikan. Seperti apa yang disabdakan Rasulullah SAW : “Hasad(dengki) menghancurkan kebaikan sebagaimana api menghancurkan kayu bakar”. Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya hasad itu adalah termasuk penyakit-penyakit hati yang berat dan semua penyakit hati tidak dapat disembuhkan kecuali dengan ilmu dan amal.
- Penglihatannya, dia tidak akan memandang yang haram, baik makanan, minuman, pakaian atau yang lain, tidak memandang dunia dengan keinginan akan tetapi dia memandangnya dengan mengambil i’tibar dan dia tidak akan memandang kepada sesuatu yang tidak halal baginya. Rasulullah saw telah bersabda : “Barang siapa memenuhi matanya dengan haram, Allah swt akan memenuhi matanya besuk hari kiamat dengan api neraka”.
- Perutnya, dia tidak akan memasukkan haram ke dalamnya, karena hal itu adalah dosa besar. Rasulullah saw bersabda : “Ketika sesuap haram jatuh pada perut anak cucu Adam, semua malaikat di bumi dan langit memberi la’knat padanya selama suapan itu berada dalam perutnya, dan kalau ia mati dalam keadaan begitu maka tempatnya adalah Jahannam”.
- Tangannya, dia tidak akan memanjangkan tangannya itu kearah haram tetapi memanjangkannya kepada sesuatu yang terdapat taat Allah di dalamnya. Diriwayatkan dari Ka’bil Ahbar, dia berkata : “Sesungguhnya Allah swt menciptakan perkampungan dari zabarjad hijau, di dalamnya terdapat seribu rumah dan di dalam setiap rumah terdapat seribu buah kamar, tidak akan menempatinya kecuali seorang laki-laki yang disodorkan haram kepadanya, lalu dia meninggalkannya karena takut kepada Allah swt”.
- Telapak kakinya, dia tidak akan berjalan di dalam kemaksiatan kepada Allah swt tetapi berjalan di dalam ketaatan pada-Nya dan ridha-Nya, serta ke arah berkawan dengan ulama dan orang-orang shalih.
- Ketaatannya, dia tentu akan menjadikan ketaatannya itu murni karena ridha Allah swt dan dia khawatir dari riya dan kemunafikan”.
Itulah sifat dari hamba yang takut kepada Allah SWT, kalau dia telah melakukan semuanya itu, maka dia termasuk orang-orang yang difirmankan Allah SWT seperti dalam Q.S : Az-Zukhruf 35, yang artinya :
“Kehidupan akhirat itu disisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa” (Az-Zukhruf 35).
Demikian beberapa hal yang menarik dari isi buku "Dibalik Ketajaman Mata Hati" pada bab pertama, masih banyak lagi pesan dan pelajaran bermanfaat lain di bab-bab berikutnya yang di harapkan nantinya setelah membaca dan memahami semua isi dari buku ini bisa di terapkan di kehidupan sehari-hari. Minimal sesuai dengan kemampuan kita (kadar keimanan kita) 😊😊😊.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H