Mohon tunggu...
M. Raditio Utomo
M. Raditio Utomo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Moslem | Sanguine Choleric | Acappella Enthusiast | Politics' Spectator | Kids Lover | Passionate Learner | Affiliated w/ @pandubudaya, @bestwannabe, @IKASSLAV\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pecahnya Yugoslavia: Selintas Pandang ‘Pemain Luar’

12 Juni 2014   16:43 Diperbarui: 4 April 2017   16:32 6584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Jika berbicara tentang konflik Yugoslavia, kita tidak hanya berbicara tentang masalah etnisisme dan nasionalisme yang berkembang pesat pada sekitar 1991, namun, juga kita akan berbicara tentang penyebab ekstrinsik yang memainkan andil dalam pecahnya Yugoslavia. Dalam hemat penulis, setidaknya ada beberapa negara yang turut berkepentingan dalam pecahnya Yugoslavia, yakni Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman.

Amerika Serikat, setelah Yugoslavia berbeda jalan dengan Uni Sovyet, praktis bisa lebih leluasa berkompromi dengan negara pimpinan Joseph Broz Tito tersebut. Amerika Serikat mulai tahun 1948 mulai memberikan bantuan-bantuan kepada Yugoslavia, meliputi bantuan militer dan bantuan finansial yang selaras dengan bantuan World Bank dan sekutunya pada medio 1951 – 1960. Bantuan tersebut berdampak pada melesatnya perekonomian Yugoslavia mulai tahun 1950. Pada saat itu, Yugoslavia merupakan negara sosialis dengan bumbu-bumbu kapitalis, artinya, negara sosialis yang dalam beberapa kebijakannya mencerminkan keintimannya dengan kapitalisme. Amerika Serikat yang bermain di Yugoslavia, tentu saja, memiliki kepentingan yang besar dalam rangka penguatan pengaruhnya di kawasan Eropa Timur untuk menandingi Uni Sovyet, lebih-lebih dengan fakta bahwa Yugoslavia berbeda jalan dengan Uni Sovyet.

Teori lain menyebutkan bahwa Jerman turut memiliki andil dalam pecahnya Yugoslavia. Teori ini menyebutkan bahwa sentimen historislah yang menjadi motif, selain motif ekonomi. Dalam sentimen historis, dikatakan bahwa Jerman rindu akan kerjasama kooperatif dengan Yugoslavia pada saat Yugoslavia masih berstatus kerajaan. Sedangkan, dalam motif ekonomi, dikatakan bahwa Jerman ingin mengambil alih seluruhnya pasar di Slovenia dan Kroasia sebagai negara Yugoslav dengan kapasitas ekonomi terbesar.

Sedangkan Inggris memainkan peranan yang besar sebagai sekutu Amerika Serikat. Mengapa demikian? Inggris memelopori penjatuhan sanksi terhadap Yugoslavia melalui parlemennya, bahkan di dalam Partai Buruh pun terjadi friksi mengenai hal ini. Meskipun demikian, pada akhirnya sanksi dan embargo terhadap Yugoslavia adalah konsensus yang dicapai oleh parlemen Inggris, diantaranya adalah sanksi ekonomi dan embargo senjata, bahkan intervensi militer juga sempat masuk dalam pembahasan parlemen Inggris.

Kesimpulannya, banyak faktor, internal maupun eksternal, yang memicu perpecahan Yugoslavia. Dari segi internal, kita sudah mengetahui bahwa etnisisme dan nasionalisme adalah penyebabnya,  meskipun masih diperdebatkan bahwa Slobodan Milosevic-lah yang menciptakan kedua hal tersebut. Dari segi eksternal juga tidak sedikit teori-teori yang berkembang terkait pecahnya Yugoslavia, diantaranya Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris.

Sumber  Bacaan:

[1]Yugonostalgic against all odds: nostalgia for Socialist Federal Republic of Yugoslavia among young leftist activists in contemporary Serbia

http://dtl.unimelb.edu.au/view/action/singleViewer.do?dvs=1398143947987~160&locale=en_US&VIEWER_URL=/view/action/singleViewer.do?&DELIVERY_RULE_ID=7&search_terms=SYS%20=%20000139315&adjacency=N&application=DIGITOOL-3&frameId=1&usePid1=true&usePid2=true

diakses pada  20 April 2014, pukul 14.27 WIB

[2]Nationalism and Transitions: Mobilizing

for Democracy in Yugoslavia

http://cadmus.eui.eu/bitstream/handle/1814/26176/2012WP03COSMOS.pdf?sequence=1

diakses pada  20 April 2014, pukul 15.00 WIB

[3]The British Labour Party and the Break-up of Yugoslavia 1991-1995:

A Historical Analysis of Parliamentary Debates

http://eprints.chi.ac.uk/821/1/518887.pdf

diakses pada  20 April 2014, pukul 15.15 WIB

[4]The Reasons for the Collapse of Yugoslavia

http://eprints.ugd.edu.mk/9231/1/The%20Reasons%20for%20the%20Collapse%20of%20Yugoslavia.pdf

diakses pada  20 April 2014, pukul 14.45 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun