Berdasarkan metode Mayers-Briggs Type Indicator(MBTI), ada empat dimensi preferensi manusia. Setiap preferensi menampilkan dua karakteristik yang berpasangan. Preferensi ini didasarkan pada beberapa hal, yaitu pemusatan perhatian(extrovert-introvert), penerimaan informasi dari luar(sensing-intuition), penarikan kesimpulan dan keputusan(thinking-feeling), serta pola hidup(judging-perceiving). Penting untuk mengetahui hal ini agar kita bisa saling memahami dan saling menghargai untuk menciptakan rasa toleran serta tidak merendahkan orang lain. Secara aplikatif, pengetahuan mengenai kepribadian ini dapat dipergunakan dalam menentukan posisi yang tepat bagi seseorang dalam suatu struktur kerja.
Seorang extrovert dapat dengan mudah dan terbuka mengungkapkan masalah dan perasaan dalam dirinya kepada siapapun yang dikenalnya. Orang tipe ini tidak suka berdiam diri dan mengutamakan tindakan tanpa banyak merenungkan. Ia senang berbicara sehingga sangat suka berkenalan dan menjalin persahabatan. Ia juga mempunyai minat yang tinggi terhadap kegiatan-kegiatan yang melibatkan unsur kebersamaan. Pasangan dari tipe tersebut adalah introvert. Orang-orang introvert cenderung memiliki banyak rahasia tentang persoalan dirinya, juga banyak menjaga rahasia persoalan orang lain. Orang dengan tipe ini biasanya pendiam dan sulit ditebak, serta tidak suka keramaian. Ia lebih nyaman berbincang dengan 2-3 orang saja. Tipe ini lebih suka merenungkan dahulu secara matang suatu tindakan sebelum melakukan eksekusi tindakan. Dan, Ia lebih suka menuntaskannya sendirian.
Seorang sensing menilai bahwa apa yang dilihat, didengar, dicium, diendus, dan diraba adalah dasar bagi dirinya untuk mencari, menanggapi, atau memahami informasi yang didapatnya. Ia lebih yakin dengan bukti konkret, fakta yang terlihat, dan apa yang dialaminya secara langsung. Orang-orang sensing juga melihat hal-hal yang fisik daripada metafisik. Ia sangat realistis dan cenderung tidak larut dalam pandangan-pandangan yang imajinatif, cendrung materialistis. Berbeda dengan sensing, dalam mencermati informasi, seorang intuition cenderung menghubungkan sesuatu yang dianggap memiliki keterkaitan atau bersifat korelatif. Dia tidak melihat apa yang terjadi, tetapi cenderung mencari fenomena apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Dia juga selalu melihat gejala atau kemungkinan yang akan terjadi sehingga selalu mempersiapkan hal-hal yang belum tentu akan terjadi. Tipe ini sangat bergairah jika berhubungan dengan hal-hal yang abstrak, singkat kata pengkhayal. Serta, cenderung dramatis dalam menafsirkan sesuatu. Ia tidak sistematis, dan cenderung abai terhadap kaidah-kaidah mekanistik, yang terpenting adalah bagaimana menghasilkan terobosan. Lebih mementingkan kebutuhan pada masa yang akan datang dan cenderung abai terhadap kebutuhan hari ini. Baginya, fungsi indrawi hanya media untuk menyerap informasi, bukan mempersepsi informasi. Persepsi terhadap informasi tercipta dari proses pengkhayatan. Ia tidak suka rutinitas, dan sangat tertarik akan tantangan.
Orang-orang thinking mendasarkan keputusannya pada logika dan nalar, tetapi kurang memedulikan perasaan. Orang-orang tipe ini sangat tegas dalam memilih dan memilah apa yang akan dikerjakannya serta mempunyai dasar logika dan rasional yang kuat atas keputusannya. Hal tersebut tercipta karena motivasi kebutuhan prestasi dan pencapaian sasaran dalam menyelesaikan pekerjaan atau menyikapi suatu situasi. Tipe ini juga sangat baik dalam melihat dan menilai kesalahan. Dalam diskusi, sering menawarkan alternatif solusi dan tidak segan menginterupsi jika terdapat ketidaksetujuan, baginya kritik adalah sarana menuju kemajuan. Ia pandai bernegosiasi dan pandai dalam kalkulasi untung-rugi penyikapan situasi, serta puas ada hasil keputusannya sendiri. Ia memiliki hubungan yang kuat dengan orang-orang yang seide. Ia selalu merangkai kesimpulan berdasarkan konsep sebab-akibat melalui pendekatan objektif: benar atau salah. Sebaliknya, orang-orang feeling selalu bertindak berdasarkan keyakinan sendiri tanpa memperdulikan orang lain, sangat memperhatikan perasaan. Hal tersebut karena demi menjaga hubungan baik dengan sekitarnya. Oleh karenanya, tidak hanya simpati, tetapi juga Ia menunjukkan empati yang tinggi. Bila diminta, bantuan diberikan dengan segera tanpa kompromi. Tipe ini sangat berusaha menghindari gesekan dengan sekitarnya. Termasuk dalam diskusi, Ia sangat menghindari perbedaan pendapat. Ia cenderung hanya mengikuti keputusan hasil diskusi. Ia biasanya menjadi penengah konflik. Motivasi tindakannya adalah kebutuhan untuk dihargai. Karena ketidakobjektifannya, Ia seringkali plin-plan dalam bersikap. Ia seorang yang apresiatif, memuji atas dasar suka atau tidak suka.
Seorang judging tidak suka kejutan dan sangat suka terhadap hal-hal yang pasti. Selalu mempunyai rencana yang sistematis dan tegas, bahkan dalam kegiatan sehari-hari. Orientasi tipe ini adalah aturan dan hasil saat mengerjakan sesuatu. Baginya tugas yang diberikan adalah tanggung jawab yang harus dituntaskan, namun Ia tidak multitasking. Berbeda dengan judging, perciving menyikapi hidup dengan terbuka dan menerima kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi. Dengan demikian, Ia mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Ia cenderung luwes karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Tipe ini optimis dan berorientasi prestasi. Baginya, perbedaan adalah jalan menuju lebih banyak alternatif. Baginya, jadwal hanyalah sebagai reminder. Ia cenderung sangat menikmati apa yang Ia kerjakan. Baginya, keputusan tidaklah mutlak. Bukan hal yang mengherankan bila mereka terlihat kurang rapi dan tidak terorganisasi. Ia akan meninggalkan hal-hal yang tidak disukainya, karena hal tersebut pula mereka terkesan tidak bertanggung jawab.
Dari pemaparan preferensi-preferensi diatas, maka akan dapat ditemukan 16 formulasi kepribadian. Masing-masing kepribadian memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan, pada hakikatnya kelebihan dan kekurangan tersebut hanya bisa saling menutupi dengan melakukan interaksi dan sosialisasi antarkepribadian. Dari pemaparan diatas juga kita bisa mengetahui bahwa kepribadian seseorang akan menentukan maksimal atau tidaknya Ia dalam suatu bidang keahlian atau dalam suatu struktur kerja.
Judul: Buku Babon Psikotest Superlengkap
Pengarang: Tim Psikologi
Data Publikasi: 2011. Jakarta: Visimedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H