Mohon tunggu...
M. Raditio Utomo
M. Raditio Utomo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Moslem | Sanguine Choleric | Acappella Enthusiast | Politics' Spectator | Kids Lover | Passionate Learner | Affiliated w/ @pandubudaya, @bestwannabe, @IKASSLAV\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sastra Realisme di Rusia

12 Juni 2014   17:19 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:04 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_341993" align="aligncenter" width="516" caption="Gambar: wikipedia.org"][/caption]

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Jaringan(KBBI Daring), Realisme mempunyai dua maknya: (1)paham atau ajaran yang selalu bertolak dari kenyataan. (2)aliran kesenian yang berusaha melukiskan (menceritakan sesuatu sebagaimana kenyataannya). Maka, jika berbicara tentang realisme dalam sastra, maka kita akan lebih condong kepada makna nomor (2), yaitu aliran kesenian yang berusaha melukiskan (menceritakan sesuatu sebagaimana kenyataannya). Mina Elfira dalam bukunya yang berjudul “Sastra dan Masyarakat Rusia” menyatakan bahwa,

Realisme menekankan pada usaha untuk mencapai realitas yang aktual, menolak segala bentuk fantasi romantis atau melarikan diri dari (romantisasi) bayangan masa lalu, dan wacana-wacana abstrak sentimentalisme. Bila romantisme lebih menekankan pada eksotisme dan sentimentalisme berurusan dengan kemanusiaan yang abstrak, maka realisme fokus pada kehidupan Rusia yang nyata.

(Elfira, 2012:57)

Tujuan dari realisme adalah untuk mendeskripsikan kehidupan yang ada seperti apa adanya dan tidak diidealkan. Penulis realis, umumnya, sangat tertarik pada kehidupan masyarakat-masyarakat kelas bawah serta segala masalah sosial yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, penulis realis, biasanya, sangat cermat dalam mengamati pengalaman kehidupan dalam kesehariannya. Berbeda di Rusia, sastrawan realis Rusia tidak hanya mampu menggambarkan fenomena-fenomena masyarakat kelas bawah, bahkan mereka mau untuk secara langsung merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat kelas bawah. Seperti tercatat dalam sejarah, dulu,  sastrawan Rusia semuanya adalah bangsawan, karena hanya bangsawan yang mempunyai akses terhadap pendidikan. Maka, hanya bangsawan yang dapat menggubah karya pada waktu itu. Sastrawan Rusia menggunakan karyanya lebih dari sekadar karya sastra, namun mereka juga menggunakan karyanya sebagai ruang diskusi sosial-politik. Jadi, dapat dikatakan bahwa mayoritas buah karya sastrawan realis Rusia merupakan perwujudan dari masyarakat Rusia itu sendiri.

Realisme di Rusia secara konkret dimulai pada 1855, salah satunya ditandai dengan lahirnya pengarang-pengarang besar Rusia seperti yang sering kita dengar saat ini, diantaranya Lev Tolstoy, Ivan Turgenev, dan Fyodor Dostoevsky. Beberapa kritikus sastra besar Rusia juga lahir pada zaman ini, yaitu Chernyshevsky, Pisarev, da Dobrolyubov. Kritikus-kritikus tersebut terkenal beraliran radikal. Namun dikenal juga seorang kritikus yang terkenal karena Ia termasuk kritikus yang netral dalam melakukan kritik sastra. Freeborn (1992) menegaskan bahwa Ia berusaha berdiri di antara golongan radikal dan konservatif. Ia percaya bahwa kritik harus menghargai sastra sebagai sebuah organik yang tumbuh, yang merefleksikan karakter dan spirit nasional yang esensial.(Elfira, 2012:58)

Pada golden age of realism di Rusia, puisi lirik tidak tidak begitu berkembang dibandingkan dengan prosa. Karena itulah, pada masa ini, kita hampir tidak menemukan puisi-puisi lirik, melainkan novel-novel fenomenal buah karya sastrawan-sastrawan yang telah disebutkan sebelumnya. Mati suri realisme Rusia dimulai pada 1880 dimana para sastrawan realis Rusia mulai meninggal satu-persatu. Dalam masa mati suri tersebut banyak bermunculan aliran-aliran sastra baru, seperti simbolisme, futurisme, dan akmeisme. Namun, mati suri realisme Rusia akhirnya menemui ujungnya pada 1920. Harkins (1956) berpendapat bahwa walaupun yang bukan orisinal, realisme adalah aliran yang paling populer dan banyak digunakan oleh pengarang-pengarang Rusia hingga dewasa ini.(Elfira, 2012:61)

Rujukan:

Elfira, Mina. 2012. Sastra dan Masyarakat Rusia. Jakarta: Padasan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun