Mohon tunggu...
yustinus edi pamungkas
yustinus edi pamungkas Mohon Tunggu... -

saya orang jawa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengapa Cinta harus bertepuk sebelah tangan?

8 Mei 2014   15:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai macam rasa yang Tuhan berikan pada manusia. Rasa cinta adalah satu diantara jutaan rasa, 1 rasa yang mengakibatkan kita mengalami berbagai macam perasaan. Ketika masih kecil, seorang anak akan sangat menyayangi ibunya, tentunya sang ibu pun akan memberikan cinta tulus kepada si anak. Mereka berdua sama-sama tahu, bahwa mereka saling mencintai. Ketika tumbuh dewasa sang anak akan merasakan cinta yang lain, yaitu cinta lawan jenis, ketertarikan pada orang lain yang bukan saudaranya. Si anak merasa ingin memiliki cinta dengan seutuhnya. Tapi apa yang terjadi? Semua tidak seperti yang dia harapkan. Cintanya tidak bersambut. Rasa itu tak terbalas. Apa yang dirasakan? Sakit, perih, lara, dll. Belum lagi anak harus menerima kenyataan bahwa si cinta sudah mempunyai belahan hati lain. Apa yang dirasakan? Tersiksa, cemburu, panas hati, dll. Serasa dunia ini begitu kejam terhadapnya. Si anak merasa cinta itu kejam, cinta itu menyakitkan, cinta itu penuh luka, begitulah kata-kata anak muda masa kini. Bagaimana hakikat cinta sebenarnya? Benarkah cinta menyakitkan? Cinta sejati sebenarnya adalah indah, bahagia, mempesona, tak berujung, tanpa syarat, dan apalah lagi. Cinta tidak bisa diungkapkan dengan berjuta-juta kata di dunia ini. Cinta tidak pernah menyakiti, cara kita menyikapi cinta yang salah yang membuat kita tersakiti. Cinta tidak seperti roti, jika diberikan setengah ke orang lain, maka kita tinggal punya setengah. 1 cinta mampu dibagikan kepada banyak orang. Menyikapi cinta satu arah memang sakit, segalanya berjalan tidak menyenangkan. Melihatnya tersenyum dengan belahan hati lain adalah hal yang luar biasa menyiksa. Itu wajar. Jangan pernah melawan rasa sakit itu, jangan berusaha melupakannya. Semakin berusaha melupakan, akan semakin terngiang-ngiang di dalam pikiran. Sudahlah, nikmati saja rasa sakit ini. Lalui rasa perih ini detik demi detik. Hal yang lebih penting adalah hargai si cinta dengan rasa yang tulus, doakan si cinta dari jauh, jangan kurangi porsi cinta itu, dan tambahlah rasa kasih sayang. Hiduplah dengan lebih baik. Sukseslah dalam pekerjaan. Berdoalah dengan rajin. Asahlah talentamu sekuat mungkin. Setidaknya itu akan membantu menarik perhatian dari si "cinta" yang lain. Tetaplah hidup dengan penuh cinta, cinta penuh rasa, rasa penuh makna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun