Mohon tunggu...
Mas Ipul
Mas Ipul Mohon Tunggu... -

"You're the soul of the soul of the Universe..and your name is Love"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

OKB Itu Bernama Anas

12 Januari 2014   00:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:55 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hiruk pikuk ditahanya Anas urbaningrum begitu santer diberitakan di TV dan media sosial di negeri ini.Apalagi TV One yang digawangi anak petinggi partai Golkar setiap saat berita tentang Anas yang notabenya mantan ketua umum partai Demokrat yang jelas-jelas menjadi pesaing partai Golkar selalu muncul menjadi pemberitaan.Jauh berbeda dengan berita tentang penangkapan Ratu atut dan adiknya Wawan yang notabenya adalah pengurus di partai berlambang beringin itu yang sudah tidak diberitakan oleh Tv tersebut.Tapi ya begitulah realitanya media adalah penyetir perpolitikan yang sangat efektif.

Kembali ke judul di atas ajalah dari pada ngomongin soal Atut yang sudah hilang beritanya.Sebagai anggota KPU pada tahun 2001 dengan honor Rp 12,5 juta per bulan hingga tahun 2005, total honornya mencapai Rp 795 juta.  Sebagai anggota DPR dengan pendapatan Rp 742 juta/tahun, maka total kekayaan Anas hingga 2010 hanya mencapai sekitar Rp 1,5 miliar. Itu pun dengan asumsi, honor Anas tak berkurang sedikit pun.Namun menurut Surabaya Post, sekarang harta kekayaan Anas bisa membengkak hingga lebih dari Rp 50 miliar – diduga bahkan mencapai ratusan miliar – maka, dari mana sumber lain rezeki Anas yang demikian deras itu?

Mari kita kembali ke masa Nazarudin ditangkap oleh KPK.Mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat itu berteriak lantang, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum tidaklah “sebersih” dan “sesuci” penampilannya. Menurut Nazar, Ketua Umum PB HMI 1997-1999 itu juga terlibat dalam permainan kotor proyek pembangunan wisma atlet SEA Games yang dutuduhkan kepadanya.Tak hanya itu. Nazar juga mengungkapkan, selama aktif menjadi politisi Partai Demokrat dan menduduki kursi wakil rakyat di Senayan, Anas telah bermain cantik mengeruk harta kekayaan negara untuk mengembungkan pundi-pundi uangnya. Modusnya, melalui mekanisme percaloan dalam proses pelaksanaan proyek-proyek pembangunan yang dibiayai APBN.Kata-kata yang lain dan mungkin sudah banyak yang lupa “Ini sekedar bahan renungan saja, kalau saya dikatakan memfitnah Anas, darimana Anas bisa memiliki beberapa rumah dengan harga puluhan miliar rupiah? Darimana Anas bisa memiliki mobil-mobil mewah seharga miliaran rupiah satu mobilnya? Apakah masyarakat berpikir uang itu hasil halal dari jerih payahnya? Sekali lagi saya hanya membuka fakta saja,”sekalipun menjabat sebagai ketua umum partai pemenang Pemilu 2009, Anas bukanlah pengusaha seperti Aburizal Bakrie (Ketua Umum Partai Golkar) atau Setya Novanto (Bendahara Umum Partai Golkar).

Terus bagaimana menurut anda ketika Anas berkata kalau satu rupiah pun dia korupsi Hambalang gantung dia di monas.Mari kita cek kembali.Ditahun 2010 Anas membangun rumah yang bernilai 9 milyar dan memiliki sejumlah mobil mewah yang nilainya diperkirakan mencapai Rp 6,89 miliar-Rp 8,89 miliar.Di bagian lain, Anas juga tercatat membeli 30 persen saham Nazar di PT Anugerah Nusantara pada 1 Maret 2007. Kemudian pada tahun 2008, dia membeli 35 ribu lembar saham PT Panahatan, yang total nilainya Rp 35 miliar (senilai Rp 1 juta per lembar saham).Jika dihitung-hitung dari nilai rumah, mobil mewah dan saham itu saja, maka kekayaan Anas hingga Juli 2011 diperkirakan sudah menggembung jadi Rp 50,89 miliar- Rp 52,38 miliar.Kalau persepsi pribadi saya meyakini kalau Anas tidak mungkin korupsi satu rupiah dari proyek Hambalang.Tapi kalau milyar rupiah mungkin benar hehehe.Jadi jangan nuntut Anas digantung di Monas karena dia tidak korupsi satu rupiah.

Lantas, siapa yang mendekati kebenaran, Nazar atau Anas? Mari kita mencari tahu dengan menghitung-hitung rezeki arek Blitar berotak encer itu. Sebelum menjadi anggota KPU pada 2001, Anas bukanlah seorang pengusaha atau profesional di bidang apapun. Dia hanyalah aktivis sekaligus pimpinan pengurus besar ormas (HMI) dan penulis beberapa buku tentang politik – buku-bukunya pun tidak tercatat sebagai best seller. Kemudian setelah revolusi Reformasi 1998, Anas tercatat sebagai anggota Tim Revisi Undang-Undang Politik, atau Tim Tujuh.Nah, jika sekarang harta kekayaan Anas bisa membengkak hingga lebih dari Rp 50 miliar – diduga bahkan mencapai ratusan miliar – maka, dari mana sumber lain rezeki Anas yang demikian deras itu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun