Masih jelas dalam ingatan ketika pak presiden jokowi dalam debat capres mengatakan akan menghentikan import daging beku dan akan menggantinya dengan import karkas dan bibit sapi yang bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak.Sangat jelas dan terang bahwa tujuan Jokowi adalah memberdayakan sumberdaya manusia Indonesia dalam pengolahan daging sapi.Apresiasi dan dukungan pun datang dari berbagai elemen masyarakat dan khususnya dari pengusaha kecil dan peternak sapi lokal yang waktu itu kalah bersaing dalam segi harga dibanding harga daging sapi beku olahan luar negeri.
Namun dalam perkembanganya kebutuhan akan daging dalam negeri begitu besar yang menuntut pemerintah harus mengimport daging beku lagi dikwartal terakhir 2014 dan membuka kran import daging lagi ditahun 2015 ini.Pemecahan masalah yang begitu gampang dengan cara import sehingga tanpa pemerintah sadari telah mengorbankan harapan ribuan pengusaha daging lokal yang disebut jagal dan jutaan rakyat kecil pemelihara sapi.
Pertemuan duta besar Australi dengan para importir daging dihotel ritz-carlton awal desember lalu
Saat Jokowi blusukan di Pasar Cipanas, Cianjur, Jawa Barat waktu bulan maret dahulu. beliau mengatakan Indonesia harus berani menghentikan impor daging sapi. Menurut beliau Indonesia memiliki kemampuan untuk menciptakan swasembada daging yang sepenuhnya bergantung pada produksi dalam negeri.
"Kita harus punya keberanian untuk beralih dari konsumsi ke produksi. Selama ini kita tidak berani berproduksi karena tidak ada kemauan," kata Jokowi
Beliaupun menyampaikan Indonesia tidak boleh takut kekurangan pasokan karena ada peternakan dengan produksi sapi yang cukup di Nusa Tenggara. Karena itu, swasembada daging sapi bisa terwujud jika program ini dikerjakan secara serius. "Bukan sesuatu yang sulit,"
Sebagai mantan simpatisan saya sekedar mengingatkan saja karena dalam prinsip rakyat seperti saya.Setelah dukungan selesai maka tahapan rakyat adalah mengawasi dan mengingatkan.Jika yang yang didukung lupa ataupun berbelok maka kita bisa mengingatkan untuk tetap lurus sehingga kemakmuran dan kebesaran negeri yang sama-sama kita cintai ini bisa terwujut.Salam cinta untuk Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H