Mohon tunggu...
Agus Sugito
Agus Sugito Mohon Tunggu... -

aktif sebagai pengelola Beastudi Etos Dompet Dhuafa, mengelola SDM Strategis di 14 PTN se Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Batok Kelapa Kehidupan

14 November 2011   07:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:41 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setelah berlabuh di Kota Hujan beberapa waktu yang lalu, akhirnya saya menemukan langganan sate, sate ayam Madura. Meski hanya di pinggir jalan dan seperti PKL lainnya, tetapihampir terjual rata-rata ratusan tusuk sate setiap malamnya. Tapi menjadi menarik bagi saya adalah arang yang di pakai, ternyata bukan arang seperti biasanya yang di pakai untuk membakar sate. Kali ini sang penjual ternyata memakai arang dari “batokKelapa. Menurut sang pemilik, arang dari batok kelapa memeliki abu yang lebih sedikit, tetapi saya tidak bertanya lebih jauh apakah arang batok kelapa itu juga mempengaruhi rasa sate atau tidak. Yang jelas dan perlu saya catat adalah sate yang terjual rata-rata 800 tusuk sate ayam dan sate kambing setiap malam. Anda hitung sendiri saja berapa omsetnya.

Kehidupan sebenarnya sunguh mengagumkan, menggelisahkan tapi juga unik. Dan keunikanlah yang akhirnya bisa membuat sesuatu itu menjadi lebih berharga atau lebih bernilai. Tentunya bila keunikan ini pada sesuatu yang positif. Saya belum pernah melakukan survey dan menggunakan data yang cukup akurat dengan metode yang sangat ilmiah tentang penggunaan arang batok kelapa untuk membakar sate, tetapi sepanjang perjalanan kehidupan saya, ya baru kali ini saya menemukan sate yang di bakar dengan arang batok kelapa, yang akhirnya setidaknya membuat saya kesengsem dan belum ingin beralih ke penjual sate lain. Keunikan.

Sebenarnya kalau kita mau jujur, setiap kita adalah manusia yang sangat unik. Saudara kembar se kembar apapun setahu saya pasti memilki perbedaan, entah di belahan rambutnya, posisi tahi lalatnya atau mungkin perbedaan nama setidaknya. kalo kita nilai secara fisik mungkin perbedaan ini sesungguhnya tidak terlalu bernilai signifikan pada keberhasilan kehidupan kita. Yang lebih berpengaruh adalah keunikan pada sisi yang tidak tampak ini, keunikan secara ruh, mental, daya tahan, dan cara kita menangkap informasi atau bahasa kerennya modalitas belajar. Ada orang yang lebih mudah menangkap informasi dengan cara melihat atau lebih sering kita sebut orang visual, orang yang lebih mudah memahami dengan cara mendengarkan adalah orang audio, dan orang kinestetik adalah kita yang lebih mudah belajar sambil mengerjakan, menilai sesuatu dengan perasaan. “perasaan saya jumlah uang saya ga segini deh?” (lha uang ko di hitung pake perasaan?) mohon maaf bagi kawan-kawan yang sering mengalami kejadian ini. santai saja, saya juga sering begitu ko, hehe

Yang ingin saya sampaikan adalah sebenarnya baik secara fisik, fikir dan jiwa masing-masing kita itu memiliki kelebihan dan kekurangan. yang terjadi adalah kadang kala kita menggunakan argumentasi kelemahan kita sebagai pembenaran atas kegagalan yang kita hadapi. contoh saya tidak bisa menulis karena saya ini orangnya suka ngomong (curcol deh), atau saya ga berani berbicara di depan umum, saya lebih senang menulis, dll. Yang musti di catat adalah setiap kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita adalah anugerah dari Allah, Tuhan Semesta Alam, Yang Maha Kuasa. Tak sepatutnya kita menjadikan kelemahan yang ada pada diri kita sebagai argumen atas kegagalan hidup kita, karena bekal kelebihan yang kita miliki sebenarnya lebih dari cukup untuk membuat kita menjadi orang hebat dan berguna bagi sesama.

Jadikan keunikan diri sebagai bekal untuk terus menempa diri kita menjadi lebih baik dari hari ke hari. melihat masa depan dengan kaca mata diri yang terus membaik, melawan arus agar kita terus bugar dan semangat menantang masalah dalam hdiup. karena kita boleh saja kalah tetapi kita tidak boleh menyerah!

Yuk kita bakar satenya dengan batok kelapa!

wallahu a’lam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun