Mohon tunggu...
gatot winarko
gatot winarko Mohon Tunggu... -

Sederhana dan Konsisten (Copas from Mandawega) hehe..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menimbang Kegalauan SBY (Terima Kasih Pak SBY)

6 Mei 2014   11:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:49 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, telah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terkahir ini. SBY terpilih pertama kali pada tahun 2004, berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) sebagai wakilnya. Lima tahun berikutnya, SBY ‘bercerai’ dengan JK dan memilih Boediono sebagai deputi barunya, kembali terpilih untuk masa jabatan 2009-2014. Setelah dua periode atau 10 tahun menjabat sebagai presiden, sesuai peraturan yang berlaku, SBY tak boleh lagi mencalonkan diri untuk dipilih sebagai presiden. Namun, jika SBY mau, masih ada kesempatan untuk menjadi wapres mendampingi presiden berikutnya, meskipun kelihatannya yang bersangkutan tak berminat.

Dalam 10 tahun pemerintahannya, banyak hal yang menjadi catatan. Namun menjelang masa pemerintahannya berakhir, publik mulai ‘membenci’ SBY. SBY dianggap lamban merespon masalah yang terjadi di negeri ini. Bahkan ada yang menyimbolkannya dengan seekor kerbau. Ironisnya lagi, hampir siapa saja tak segan mengkritik dan setengah mengolok-olok sang pemimpin negeri ini. Kita bisa menyaksikan komentar-komentar yang bernada satire di kolom komentar berita-berita di situs berita online.

Seburuk itukah SBY? Menurut saya seriap orang pasti memiliki sisi positif dan negatif, tergantung sisi mana yang lebih menonjol atau yang lebih kita soroti. SBY memang terkesan ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Tapi lupakah kita jika negara kita ini sangatlah luas (besar) dan juga beragam. Ada rakyat yang kaya dan tidak kaya, ada yang Jawa dan non-Jawa yang berbeda karakternya, ada yang tua dan muda, atau ada yang tinggal di kota dan tinggal di desa. Semuanya harus mendapat pengyoman dari pemerintah. Mungkin hal inilah yang memenuhi ruang pikiran SBY dari waktu ke waktu. Segala kebijakan dipertimbangkan dengan matang. Dan terbukti bahwasanya beliau mampu menjaga stabilitas selama 10 tahun pemerintahannya. Tak ada gejolak berarti yang dapat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun ada beberapa pro dan kontra atas kebijakan-kebijakan yang diambil seperti kenaikan harga BBM, namun semuanya masih berlangsung dalam suasana yang kondusif.

Hanya saja entah kenapa media begitu ‘anti-SBY’. Setidaknya itulah yang dapat kita simpulkan jika melihat pemberitaan-pemberitaan miring mengenai pemerintahan yang dipimpinnya. Bahkan ada yang dianggap melampaui batas olehnya. Entah itu semua disampaikan atas tujuan membangun bangsa lewat kritik yang dilontarkan ataukah hanya dipicu sentiment masalah pribadi yang dikemas secara intelektualis. Padahal pada masa pemerintahannya, media sangat dijamin kebebasannya. Namun kebebasan ini justru menjadi boomerang bagi dirinya lantaran pemberitaan semakin tidak terkontrol dan seperti ‘tak punya tujuan’.

Kini, di penghujung masa jabatannya, masih ada satu tugas besar yang harus dikerjakan, yakni memastikan transisi ke pemerintahan yang baru berjalan lancar dan aman. Jika tugas ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka tak ada alasan lagi untuk tidak mengucapkan terima kasih kepada sang pemimpin yang telah melaksanakan tugasnya dengan penuh dedikasi dan tanggungjawab yang tinggi. Perlu kita ketahui, negeri ini adalah negeri yang demikian luasnya. Sangat besar dan berat tugas seorang presiden. Oleh karena itu, mari kita hargai dan hormati apa yang telah beliau berikan selama menjabat sebagai presiden di negeri ini. Good Job Pak SBY.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun