Dini hari tadi, babak 16 besar Liga Champions Eropa (UCL) kembali digelar. Dua pertandingan berlangsung. Wakil Yunani, Olimpyakos menjamu Manchester United, serta Zenit menghadapi finalis UCL musim lalu, Borussia Dortmund. Dortmund yang lebih diunggulkan, meraih kemenangan meyakinkan atas tuan rumah Zenit dengan skor 2-4. Sementara itu, hasil mengejutkan terjadi dalam laga Olimpyakos kontra United. United mengikuti jejak tim-tim Inggris lain di UCL, Arsenal dan Manchester City, yang juga takluk dua gol tanpa balas dari lawan-lawannya.
Jika dicermati lagi, hasil negative tim Inggris juga terjadi di Europa League. Tottenham menelan kekalahan 1-0 dari, sedangkan Swansea hanya mampu bermain imbang tanpa gol di Liberty Stadium kala menjamu Valencia. Ini artinya tak ada satu golpun yang dicetak tim Inggris dalam periode first leg babak knock out kompetisi Eropa. Tersisa Chelsea yang baru akan bermain dini hari nanti, akankah John Terry cs akan melengkapi keterpurukan tim-tim asal Inggris?
Terlepas dari faktor teknis pertandingan, hasil minus ini juga dipengaruhi oleh kompetisi Liga Inggris musim ini. Salah satu penyebabnya adalah padatnya jadwal yang dijalani tim-tim Liga Inggris dalam satu musim. Beberapa waktu lalu Mourinho melontarkan keluhan mengenai hal ini. Mou menyebut Liverpool memiliki peluang meraih gelar juara EPL meskipun skuad Liverpool tak sebaik kandidat juara lain. Alasannya, Liverpool tak bermain di kompetisi Eropa. Praktis, Brendan Rodgers hanya berkosentrasi di kompetisi domestic.
Berbeda dengan tim seperti City, Arsenal dan Chelsea yang harus berjibaku di level Eropa. Setelah bersaing ketat di kompetisi domestic, mereka juga harus bertempur pada tengah pekan di Liga Champions. Belum lagi jika mereka harus memainkan pertandingan di FA Cup serta Capital One Cup yang juga diikuti seluruh tim EPL.
Bahkan tim bertabur bintang seperti Man City juga belum mampu mengatasi masalah ini. Pellegrini belum mampu menemukan pola rotasi yang tepat untuk mengantisipasi kelelahan pemain. Jika pelatih menurunkan tim lapis rasanya terlalu riskan karena tim diwajibkan meraih kemenangan di setiap pertandingan. Namun jika memaksakan pemain inti di setiap laga, justru bisa menjadikan pemain rentan cedera akibat kelelahan.
Sepertinya tim-tim Inggris harus mulai ‘melupakan’ ambisi meraih quadruple. Seperti yang saat ini dikoar-koarkan pendukung Man City yang menyebut tim andalannya akan meraih empat gelar dalam satu musim: EPL, FA Cup, Capital One Cup, Liga Champions. Tapi setelah kekalahan dari Barcelona, ambisi tersebut mulai luntur. Mereka harus realistis jika persaingan meraih quadruple tak semudah mengalahkan tim-tim papan bawah EPL.
Mungkin saja FA akan merevisi jadwal tim-tim EPL jika prestasi tim-tim Inggris di kompetisi Eropa musim ini jeblok. Tentu mereka tak ingin jika Liga Inggris yang disebut sebagai kompetisi tebaik di dunia malah keok di kompetisi Eropa. Mengingat tim-tim dari kompetisi negara lain sudah semakin menunjukkan kualitasnya. Jika FA tak segera mengambil kebijakan, jangan terlalu berharap ada tim Inggris mewujudkan quadruple lantaran tak mampu bersaing di kompetisi Eropa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H