Selangkah lagi Juan Mata akan menjadi bagian dari skuad Manchester United. Proses kepindahannya dari Chelsea tinggal menuju hasil tes medis. Jika tak ada kendala, maka dapat dipastikan mulai akhir bulan ini Mata akan bergabung dengan Rooney Cs. Dia akan jadi pemain termahal MU, setelah pihak Chelsea menerima tawaran senilai 37 juta Poundsterling. Jumlah ini melewati rekor yang dipegang Dimitar Berbatov saat ditransfer dari Tottenham pada musim 2008/2009. dengan nilai 30 juta Poundsterling.
Dari sisi gaji, Juan Mata juga akan memperoleh kenaikan hingga dua kali lipat. Tawaran gaji 150.000 euro tiap pekan melampaui gaji yang pernah didapatnya kala berseragam Chelsea, yakni 70.000 euro per pekan. Gaji Juan Mata hanya kalah dari duo penyerang United, Rooney dan Van Persie yang mendapat gaji 250.000 euro per pekan. Tentu dengan kenaikan gaji dan juga jaminan bermain regular membuat Juan Mata tak perlu berfikir panjang untuk menuju Theatre of Dream.
Sejak kembalinya Mourinho melatih Chelsea, Mata kerap duduk dibangku cadangan. Mou lebih suka menurunkan Hazard, Oscar atau Willian untuk menopang striker tunggal di lini penyerangan. Mou hanya beralasan pada performa saat latihan yang menjadi pertimbangan dalam memilih skuad intinya. Dan ini yang membuat Juan Mata harus merelakan posisinya digeser pemain lain karena performanya dianggap tak memenuhi syarat oleh sang pelatih.
Tentu ini buka situasi yang nyaman bagi pemain asal Spanyol ini. Maka ketika ada tawaran bagus dari MU, Mata mempertimbangkan untuk segera hengkang. Dia perlu bermain regular demi menjaga peluang untuk terbang ke Brasil bersama skuad Timnas Spanyol dalam ajang Piala Dunia pada Juni mendatang. Mengingat sangat banyak opsi pemain yang mengancam tempatnya di Timnas. Tentu dia tak ingin lagi menjadi penonton seperti yang dialaminya di Chelsea saat ini. Lantas bagaimanakah peluangnya bermain di tim setan merah dibawah kendali David Moyes?
Hingga saat ini Moyes masih mencari bentuk permainan tim. Selain alasan cedera pemain, Moyes kerap melakukan pergantian susunan pemain inti. Ini dilakukannya untuk mencari susunan tim terbaik yang akan menjadi tumpuannya dalam mengarungi musim yang sedang berjalan. Dan sampai sejauh ini, Moyes kerap memasang formasi 4-2-3-1 ketimbang meneruskan warisan 4-4-2 ala Opa Fergie.
Masalah yang sering muncul dari formasi baru ini adalah di sektor tiga pemain di belakang striker. Stok pemain di lini ini terbilang terbatas. Kalaupun ada, kualitasnya belum maksimal. Di posisi tengah sudah tentu menjadi milik Wayne Rooney, jika sang pemain dibelit cedera. Di sektor sayap sebenarnya ada banyak pemain. Namun kebanyakan pemain tersebut punya karakter yang berbeda dari yang dibutuhkan. Sebut saja Ashley Young, Antonio Valencia, Nani, Ryan Giggs. Keempat pemain ‘lawas’ ini adalah tipe pemain sayap yang menjadi senjata andalan Ferguson dengan formasinya 4-4-2. Kedua sayap ini bertugas menyisir lapangan dengan sesekali mengirim umpan silang. Pemain sayap juga dituntut untuk mampu bertahan dan membantu menggalang pertahanan saat tim dalam tekanan lawan.
Sedangkan dalam pola 4-2-3-1 yang diperagakan Mou misalnya. Pos sayap diisi Hazard dan juga Willian atau Oscar. Ketiga pemain ini tak hanya bertugas menyisir lapangan, tapi juga mampu masuk lebih ke dalam area pertahanan lawan. Kemudian sang pemain dapat memberi umpan tarik kepada striker atau menembak sendiri bola ke gawang . Pola ini menjadikan penyerangan lebih variatif. Selain itu ketiga pemain ini juga kerap bertukar tempat satu sama lain. Mereka aktif mencari ruang kosong kemudian melakukan penetrasi dan mengacaukan konsentrasi pertahanan lawan. Dari segi kualitas bertahan, para pemain ini tidak dituntut terlalu banyak agar mereka lebih focus dalam membobol gawang lawan.
Jika Moyes ingin memakai pola 4-2-3-1 sebagai pakem andalannya, maka kehadiran Mata bisa menjadi solusi. Mata dapat beroperasi di sisi kiri sedangkan Janujaz masih bisa di-explore untuk mengisi sisi kanan penyerangan. Kedua pemain ini akan mengapit Wayne Rooney atau Shinji Kagawa di tengah untuk menopang Van Persie di posisi striket tunggal.
Tapi perlu waktu tentunya bagi setiap pemain untuk beradaptasi dengan formasi ini. Perlu adanya kesepahaman dalam melakukan penyerangan sehingga tidak terjadi kebingungan antarpemain dalam bertukar posisi. Diperlukan visi bermain dan komunikasi yang matang jika ingin mendapat hasil yang optimal. Tentu ini tak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Namun jika hal ini mampu diatasi, bukan tak mungkin Mata akan mampu membawa United kembali ke jalur juara sekaligus mengamankan tempatnya di timnas Spanyol. GGMU
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H