Mohon tunggu...
gatot winarko
gatot winarko Mohon Tunggu... -

Sederhana dan Konsisten (Copas from Mandawega) hehe..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita Rakyat di Balik Meletusnya Gunung Kelud

15 Februari 2014   14:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48 1524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunung Kelud kembali meletus. Kali ini dampaknya lebih besar dibanding yang terjadi pada tahun 2007. Selain memporak-porandakan daerah di sekitar lerengnya, hujan abu juga tersebar menyelimuti sebagian besar Pulau Jawa. Fenomena hujan abu ini menjadi topik hangat di tengah masyarakat. Terlepas dari dampak yang diakibatkan, letusan Kelud memberikan pengalaman yang menarik bagi sebagian warga, terutama di sekitar Karesidenan Kediri.

Tapi jika diamati lagi, lahar yang keluar dari letusan Gunung Kelud lebih mengarah ke utara-barat (barat laut), wilayah Kabupaten Kediri. Ternyata ada cerita rakyat yang beredar di balik fenomena ini. Cerita rakyat adalah salah satu kearifan lokal. Entah itu hanya sekedar mitos atau benar adanya, kita harus menghormatinya karena pasti ada pesan di balik cerita-cerita tersebut.

Cerita mengenai Gunung Kelud bertemakan tentang asmara. Yakni ketika penguasa Kelud kala itu, Lembu Sura sedang jatuh hati pada putri Raja Brawijaya, Dyah Ayu Pusparini (versi lain mengatakan putri tersebut adalah Dewi Sekartaji atau Galuh Candrakirana). Lembu Sura yang hendak meminang Dyah Ayu mendapat hadangan dari pasukan kerajaan. Namun berkat kesaktiannya, Lembu Sura berhasil mengalahkan bala tentara kerajaan.

Setealah itu, Lembu Sura menghadap Raja Brawijaya untuk menyampaikan maksud kedatangannya. Manusia berkepala kerbau ini ingin menjadikan putri raja sebagai istrinya. Sang putri yang berparas cantik tentu keberatan dengan wujud Lembu Sura yang demikian mengerikan. Lantas pihak kerajaan mengajukan satu syarat kepada Lembu Sura. Lembu Sura diminta menggali sumur sedalam (kira-kira) 1000 meter dalam waktu semalam.

Lembu Sura menyanggupi permintaan tersebut. Cintanya yang besar kepada Dyah Ayu membuatnya bersemangat menggali sumur sedalam mungkin. Dengan kesaktiannya, dia hampir menyelsaikan pekerjaannya dalam waktu singkat. Tapi ternyata ini hanyalah siasat kerajaan untuk mencelakakan Lembu Sura. Saat Lembu Sura berada di dasar sumur, pasukan kerajaan segera melemparkan bebatuan ke dalam sumur untuk menimbun Lembu Sura di bawah. Lembu Sura yang tak punya ruang untuk bergerak hanya bisa meratapi nasibnya. Betapa pengorbanan cintanya dibalas dengan pengkhianatan.

Sebelum Lembu Sura menghembuskan nafas terakhirnya, dia sempat melontarkan kutukannya. Jika kelak Gunung Kelud meletus, maka Kerajaan Kediri akan dibanjiri lahar letusan Kelud. Versi lain menyebutkan, kawasan yang dimaksud adalah daerah pesarehan (makam) Sekartaji di daerah Wates, Kediri.

Inilah cerita rakyat seputar meletusnya Gunung Kelud. Ada pesan dibalik cerita ini. Sakit hati seseorang yang dikhianati cintanya, membuatnya mengeluarkan sumpah serapah yang membuat orang yang dicintainya juga menderita. Cinta yang seharusnya menjadikan hubungan menjadi saling membahagiakan, nyatanya berubah menjadi saling menghancurkan. Dan buat para wanita, jika hendak menolak lamaran seorang pria, sampaikanlah dengan baik dan jangan sampai menyakiti hatinya. Sekian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun