Mohon tunggu...
Dwi Ananto Widjojo
Dwi Ananto Widjojo Mohon Tunggu... Insinyur - Broadcast Television Engineer

Broadcast Television Engineer

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Siaran TV dan Industri Konten

1 Februari 2016   18:00 Diperbarui: 3 Februari 2016   22:31 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk menyelenggarakan siaran TV dibutuhkan dua hal mendasar, yaitu: Peralatan Teknik dan Konten. Tim teknik merancang infrastruktur teknik untuk siaran, sementara tim kreatif mengembangkan dan memproduksi konten yang akan disiarkan.

Infrastruktur teknik meliputi: studio, editing, play-out dan peralatan transmisi. Sementara tugas pengembang konten meliputi: riset pasar, menentukan jenis program (genre), branding, nama stasiun, waktu yang tepat untuk mulai siaran, promosi dan jenis siaran yang akan dipilih (gratis atau berbayar).

Dalam menyiarkan konten itu ada beberapa alternatif yang bisa dipilih. Alternatif pertama, jika konten itu disiarkan melalui pemancar TV terestrial yang gratis, maka dibutuhkan izin siaran. Lalu perlu melakukan survey pasar di wilayah yang akan dijangkau, karena dari survey inilah akan diperoleh gambaran tentang kondisi pasar agar sesuai dengan kepentingan para sponsor. Sebab para sponsor inilah yang akan menjadi donatur utama atas kelangsungan hidup stasiun TV teresterial yang gratis ini. Setelah itu barulah dirancang peralatan teknis yang dibutuhkan dan pengembangan konten-konten yang akan diproduksi.

Alternatif kedua, jika konten itu disiarkan melalui satelit atau kabel, maka masalahnya adalah: apakah operator satelit atau kabel itu tertarik untuk menyiarkannya? Jika tidak, maka bisa saja salah satu channel yang sudah ada dibeli lalu mengganti isi siarannya dengan konten-konten kita sendiri. Tapi biasanya pengambilalihan channel seperti ini harganya cukup mahal dan itupun juga harus atas seizin operatornya.

Nah apabila kedua alternatif di atas terasa sulit dilakukan, maka ada alternatif ketiga yang lebih sederhana, yaitu siaran melalui internet. Inilah cara yang lebih praktis dan lebih ekonomis untuk memulai siaran. Sebab membangun stasiun TV teresterial maupun membangun channel baru melalui satelit atau kabel adalah pekerjaan besar yang cukup rumit dan mahal.

Namun model bisnis siaran TV melalui internet sangat mirip dengan siaran TV konvensional, dimana makin banyak jumlah pemirsa, akan makin tinggi pula nilai jualnya (kepada pemasang iklan). Persoalanya hanyalah pada bagaimana membuat konten itu lebih bagus, sehingga mampu menyedot banyak pemirsa, dan bagaimana caranya agar para penjelajah internet itu bisa digiring ke situs tertentu untuk menyaksikannya.

Membuat konten yang bagus adalah persoalan kreatifitas, sedangkan menarik orang untuk menyaksikan konten adalah masalah strategi. Kedua jenis keahlian ini, kreatifitas dan strategi (marketing), sudah mulai banyak dikuasai oleh masyarakat Indonesia sehingga industri di bidang ini sudah mulai menunjukan perannya dalam menggerakkan roda ekonomi bangsa. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun