Mohon tunggu...
Mas Abim
Mas Abim Mohon Tunggu... -

KUN FAYAKUN.... PROF. NURDIN ABDULLAH FOR THE NEXT PRESIDENT RI 2019. IN SHA ALLAH... AAMIIN...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kapal Tambangan Pengganti Jembatan Kukar Menelan Korban

25 Desember 2011   03:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:47 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_158897" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS)"][/caption] Entah karena sungai mahakam yang membelah tenggarong seberang dengan tenggarong kota memang memiliki magis tertentu atau karena kelalaian manusia, malam tadi satu unit kapal penyeberangan yang terbuat dari kayu atau biasa masyarakat lokal sebut sebagai kapal tambangan mengalami tabrakan dengan sebuah kapal lainnya. Akibat kecelakaan sungai tersebut, 1 orang dikabarkan masih hilang dan 8 kendaraan bermotor roda dua ikut tenggalam. Saksi mata mengatakan, saat kejadian perahu mengangkut 15 orang penumpang dan kondisi penerangan pada kapal memang sangat kurang, sehingga diduga kuat, kapal dari arah menyilang tidak melihat keberadaan kapal naas tersebut. Beruntung malam belum larut, masih banyak kapal yang bersiweleran sehingga penumpang yang berjatuhan ke sungai tersebut dapat segera diselamatkan, walaupun ada satu orang penumpang yang belum ditemukan hingga saat ini. Kapal tambangan memang menjadi salah satu transportasi yang paling banyak diminati setelah kejadian jembatan kukar ambruk beberapa waktu yang lalu, belasan kapal tambangan siap melayani penumpang dari tenggarong ke tenggarong seberang dan sebaliknya. Kejadian ini selayaknya menjadi peringatan kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dan kepada pemilik kapal tambangan agar lebih memperhatikan kelengkapan "navigasi" kapalnya. Terlebih kepada pemerintah agar segera mempercepat pembuatan jembatan pengganti sehingga masyarakat tenggarong tidak perlu terlalu lama "menerjang" resiko dengan menumpang kapal kayu tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun