HAI-HAI :}
Hai, apa kabar? Rasanya sudah lama ya saya tidak menulis sebuah artikel atau tulisan sejenisnya, benar ga sih? Kayanya hari ini saya akan mulai untuk menulis lagi nihh, tapiii nulis apa yahh? Kalau misalnya teman-teman ada ide untuk topik tulisan boleh banget lho untuk dm ke ig saya yaa, ig nya ini -- m.a. saefulloh, ok.
Oh yhaa, saya teringat waktu pembelajaran mata kuliah Publik Speaking & Presentation bersama dengan Ibu Dyah Rahmi Astuti, S.Sos., M.Si., CPR. atau sapaan akrab dari mahasiswa yaitu "Bundy". Profile singkatnya, Bundy ini adalah seorang dosen sekaligus Ketua Prodi Jurusan Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat, Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Beliau terkenal sebagai akademisi yang difavoritkan oleh para mahasiswa, terutama oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi Humas. Dengan metode pengajaran yang digunakannya serta gaya komunikasi dan bahasa yang sangat baik membuat mahasiswa nya betah di kelas dan nyaman untuk menjadi seorang pendengar, atau katakanlah sebagai komunikan. Selain itu, beliau juga sering kali memberikan motivasi yang positif dan membangun kepada mahasiswanya guna untuk memberikan kesadaran dan keyakinan bahwa mereka dapat menjadi pribadi yang baik dan sukses, bahkan dapat melebihi sosok beliau (Bundy), baik dalam aspek profesi, keahlian, keterampilan hingga pencapaiannya.
Selain menjadi akademisi, Bundy juga terkenal sebagai trainer public speaking dan public relations. Sudah banyak mahasiswa-mahasiswa beliau yang menjadi public speaker dan praktisi public relations yang profesional karena didikannya. Keahliannya dalam public speaking menjadikan para mahasiswa nya ingin seperti beliau, mengikuti jejak karier dan profesinya menjadi trainer public speaking hingga menjadi narasumber di berbagai event. Dari banyaknya mahasiswa yang ingin seperti beliau salah satunya adalah saya hehe, Aamiin ya robbal Aalamiin, Mohon izin ya Bundy .
YUKK MULAI KE-PEMBAHASAN
Dalam dimensi komunikasi tentunya terdapat komunikator (orang yang menyampaikan pesan) dan juga komunikan (orang yang menerima dan merespons pesan dari komunikator). Begitupun dalam konteks pembelajaran ataupun seminar terdapat narasumer dan audiens. Narasumber adalah seorang yang memberikan materi berupa pengetahuan dan pemahaman-pemahaman dalam forum pembelajaran dan seminar. Sedangkan audiens adalah seorang yang menerima materi dari narasumber dan mempunyai haq untuk merespons, baik bertanya maupun mengkritisi narasumber.
Berdasarkan pembelajaran di kelas bersama Bundy, pernah beliau memberikan penjelasan perihal beberapa tipe audiens. Dalam penjelasannya beiiau menjelaskan setidaknya empat tipe audiens yaitu, the sheep, the hotshot, the clown and the sniper.
The Sheep
Tipe audiens ini dikenal sebagai audiens yang pendiam dan penurut. Sheep ini cenderung hanya ingin menjadi pendengar saja tatkala di dalam ruang -- ruang pembelajaran atau diskusi. Tipe seperti ini juga cenderung tidak ingin memperlihatkan keahlian dan kreativitasnya di depan orang lain atau dalam konteks diskusi di depan narasumber. Dirinya tidak punya keinginan yang lain seperti bertanya atau bahkan menanggapi selain hanya ingin mendengarkan materi yang disampaikan oleh narasumber, Dengan kata lain, tipe audiens ini bisa dikatakan juga seseorang yang introvert, yang mana dia punya keahlian dan keterampilan namun ia enggan untuk memperlihatkan terhadap orang lain. Dalam menghadapi tipe audiens ini, seorang narasumber perlu secara aktif memberikan pemahaman dan pengarahan yang jelas. Di sisi lain, narasumber juga akan merasa lelah karena harus memiiki power yang tinggi ketika menjadi pembicara serta harus ikhlas karena tidak akan mendapatkan feedback communications dari audiens.
The Hotshot