Mohon tunggu...
Muh Alvan Saefulloh
Muh Alvan Saefulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - ꜱᴛᴜᴅᴇɴᴛ ᴀᴛ ᴅᴇᴘᴀʀᴛᴍᴇɴᴛ ᴏꜰ ᴘᴜʙʟɪᴄ ʀᴇʟᴀᴛɪᴏɴꜱ

ᴀᴋᴛɪᴠɪꜱ|ᴘᴜʙʟɪᴄ ꜱᴘᴇᴀᴋᴇʀ|ᴇᴅᴜᴄᴀᴛᴏʀ|ᴀᴄᴛɪᴠᴇʟʏ ᴘᴀʀᴛɪᴄɪᴘᴀᴛɪɴɢ|ʀᴇʟɪɢɪᴏᴜꜱ ᴘʀᴀᴄᴛɪᴛɪᴏɴᴇʀ|

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seputar Retorika | Sebagai Bekal Mahasiswa dalam Perubahan Sosial

11 Juni 2024   12:34 Diperbarui: 11 Juni 2024   12:37 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Simulasi Aksi, Dalam Acara MAPABA RAYA PK. PMII UIN SGD CABANG KABUPATEN BANDUNG".

Sebelum pada penamaan retorika, dahulu kala pada masa Yunani Kuno, istilah ini disebut sebagai teori berbicara di depan publik. Pada mulanya, dipraktekkan oleh seorang Filsuf Yunani, yaitu Corax. Dimana Corax ini mengajarkan teori tersebut di depan pengadilan, yang kemudian dianggap sebagai cikal bakal keterampilan persuasi (membujuk). Di sisi lain, Corax juga mengajarkannya kepada para muridnya. Sehingga pada waktu yang sama, Corax ini mempunyai satu murid yang terkenal, yaitu Tisias. Tisias ini kemudian mengusung istilah teori berbicara itu dengan retorika, yaitu keterampilan dalam berbicara.

Era Tisias pun telah usai, sehingga istilah retorika ini dilanjutkan oleh Aristoteles, seorang guru filsuf besar, guru nya Plato. Aristoteles ini mengembangkan istilah retorika ini baik dari segi teori nya maupun praktek nya. Sehingga per-hari ini retorika ini menjadi suatu nilai yang ditanamkan dan pula dibiasakan dalam keterampilan berkomunikasi di ruang lingkup pendidikan, terkhusus perguruan tinggi. Baik oleh seorang Akademis, Organisatoris, maupun Aktivis.

Bagi penulis retorika ini menjadi suatu keterampilan yang krusial yang harus dimiliki oleh setiap orang yang mempunyai identitas mahasiswa. Karena mahasiswa sendiri menjadi ujung tombak dan harapan masyarakat tengah ke bawah dalam mewujudkan perubahan sosial menjadi lebih baik secara signifikan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh mahasiswa dalam hal itu adalah dengan menyampaikan segala bentuk aspirasi dari masyarakat melalui unjuk rasa ataupun aksi ke wilayah pemerintahan. Dan salah satu yang menjadi langkah awal bagi mahasiswa untuk aksi yaitu, tiada lain dan tiada bukan harus paham betul akan teori dan strategi-strategi dalam retorika.

Oleh karenanya, penulis di bawah ini akan menyajikan element apa saja yang ada di dalam retorika. Dalam berbagai literatur, penulis mengkaji tentang retorika itu sendiri, dan ternyata retorika yang seringkali dijadikan sebagai pedoman adalah retorika Aristoteles. Meskipun pada mulanya Aristoteles ini hanya sebagai seorang yang mengembangkan retorika. Akan tetapi, dengan kecerdasan dan kecakapan Aristoteles, retorika ini pada akhirnya selalu dinisbahkan kepada RETORIKA ARISTOTELES.

Dalam Retorika Aristoteles terdapat banyak sekali teorinya. Dan teorinya itu berfokus pada pemikiran mengenai retorika yang disebutnya sebagai alat persuasi yang tersedia. Artinya pembicara yang hendak membujuk dan mempengaruhi khalayaknya. Sehingga perlu ada element-element ataupun unsur-unsur dalam mewujudkan hal itu. Maka dalam teori Retorika Aristoteles terdapat tiga unsur penting, yakni ethos, logos, dan pathos.

Ethos

Menurut Richard West dan Lynn H. Turner dalam buku Introducing Communication Theory: Analysis and Application (2008), ethos mengacu pada karakter, inteligensi, serta niat baik yang dipersepsikan dari seorang pembicara ketika berpidato.

Sederhananya, ethos merupakan kredibilitas yang dimiliki pembicara. Menurut Aristoteles, penyampaian pidato oleh orang yang tepercaya akan lebih persuasif dibanding pidato seseorang yang kejujurannya dipertanyakan.

Dikutip dari buku Teori Public Relations Perspektif Barat dan Lokal: Aplikasi Penelitian dan Praktik (2014) oleh Rachmat Kriyantono, kredibilitas sumber (pembicara) mencakup dua hal, yakni:

  • Apakah komunikator bisa dipercaya untuk menyampaikan pernyataan sesuai realitas, atau apakah yang disampaikannya juga dilakukan (trustworthy).
  • Apakah komunikator dianggap memiliki kemampuan atau ahli di bidang yang dibicarakannya (expertise).

Logos

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun