Mohon tunggu...
Mas Chomnoer
Mas Chomnoer Mohon Tunggu... pegawai negeri -

lagi sibuk-sibuknya membolak balik bacaan yang berkaitan dengan pengembangan pribadi agar dapat pencerahan dalam menjalani sisa hidup ini

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Repotnya Bilas-membilas di Hotel Berbintang

3 Juni 2010   01:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:47 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yang namanya pegawai kelas menengah dengan penghasilan menengah, kalau ada panggilan untuk bimbingan teknis atau rapat di Jakarta, Bandung, Surabaya atau Denpasar tentu sangat menggembirakan hati. Rejeki nomplok istilah teman-teman.

Dengan undangan itu dapat dipastikan kami akan menginap di hotel. Tentu saja bukan sembarang hotel, minimal hotel berbintang tiga. Kalau ada pejabat malah bias nginep di hotel berbintang empat. Namanya nginep di hotel berbintang so pasti fasilitasnya canggih, makanannya enak, suasana kamar tidurnya juga pasti nyaman. Bagi saya, belum terbayang bisa nginap di hotel berbintang tiga atau empat dengan biaya sendiri.

Cuma ada masalah yang sering saya temukan kalau nginep di hotel berbintang tiga atau lebih, yaitu masalah kamar mandinya. Ya, menurut saya,kamar mandinya kurang manusiawi bagi saya yang terbiasa membilas dengan air yang banyak sehabis BAB. Kalau masalah closed duduk sih, saya sudah lama bisa beradaptasi. Tapi masalah air untuk bilas-membilas itu yang belum bisa beradaptasi.

Kalau fasiltas kamar mandi di kamar hotel masih menyediakan shower/alat bilas masih bisalah saya menikmati kebiasaan pagi nongkrong di closed. Tapi kalau kamar mandinya tidak ada alat bilasnya, walaupun ada gulungan tissue di sebelah closed, wah pertanda suasana pagi akan menjadi terasa ada yang kurang.

Beberapa hotel, memiliki desian disebelah closed ditempatkan wastafel. Kalau ini masih lumayanlah, saya bisa melakukan acara bersih-bersih dengan cara :

1.Tutup lubang pembuangan wastafel;

2.Isi wastafel dengan air sampai penuh

3.Ambil gelas, biasanya di hotel disediakan 2 buah gelas. Kemudian fungsikan gelas tersebut menjadi gayung.

4.Bilas sampai bersih

5.Bersihkan ceceran air disekitar closed.

6.Aman deh urusan.

Atau kalau closed berada disebelahbathtube, dengan catatan ada selang shower, saya masih aman untuk urusan tiap pagi. Tinggal ambil shower untuk membilas.

Yang jadi masalah kalau ternyata, closed jauh dari wastafel, bathtube, atau dekat bathtube tapi fasilitas shower menempel di dinding.....la ini jadi masalah besar. Memang sih biasanya ada tissue didekat closed, tetapi sekali lagi,sampai saat ini, saya belum bisa beradaptasi dengan tissue untuk urusan bersih-bersih pasca BAB.

Kalau sudah begini ....terpaksa deh.....saya jalan, terus masuk bath tube untuk urusan bilas membilas....tau sendiri deh...repooooooot jadinya.

Apa hotel berbintang di Indonesia yang tidak menyediakan sarana bilas tidak memikirkan bahwa ada tamu yang karena alasan agama/keyakinan membutuhkan air saat bersih-bersih pasca BAB, atau tamunya dipaksa membilas BABdengan tissue ya? Katanya pelanggan adalah raja.

Barangkali ini masukan bagi para manajer hotel/atau perancang hotel untuk memikirkan kebutuhan para tamunya dalam urusan bersih-bersih pasca BAB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun