‘Tidak ada yang tidak mungkin’ kata itu sering didengar dalam rangka motivasi. Pada kenyataannya kata kata itu memang memiliki kekuatan magis, Tidak hanya sebuah slogan saja! Treble winner adalah istilah dalam sepakbola yang diberikan kepada sebuah kesebelasan/klub sepakbola yang berhasil meraih 3 gelar dalam 1 musim kompetisi. Namun dalam tulisan ini, saya menyebut istilah treble winner ini untuk menyebut tulisan yang masuk headline, masuk terpopuler dan mendapat gelar tulisan terfavorit.
Mungkin hari ini adalah hari yang bersejarah bagi saya, dan bahkan akan sulit untuk mengulangi prestasi beruntun ini. Hari ini tulisan saya masuk Headline sekaligus masuk dalam jajaran tulisan terpopuler (Baca disini). Selain itu, tak saya sadari ternyata tulisan saya yang lain mendapatkan anugrah tulisan terfavorit dan berhak mendapatkan hadiah dari Admin (Baca disini).
Serasa bermimpi mengingat keberadaan saya -seorang pemula- yang harus bersaing dengan ribuan kompasianer lain. Untuk mendapatkan HL dan masuk jajaran terpopuler aja sulit, apalagi ditambah satu anugrah terfavorit dalam kancah 2nd anniversary kompasiana (Dapat hadiah HP dan Modem lagi he.. he..). Sungguh merupakan sebuah kebanggan. Apalagi Ketiga prestasi itu saya dapatkan dalam 40 hari persis (tidak lebih dan tidak kurang) bergabungnya saya di kompasiana tercinta ini.
Pelajaran yang saya dapat hari ini adalah tidak ada yang tidak mungkin. Prestasi itu kalau dibilang kebetulan, memang iya, saya sangat setuju. Namun saya justru mencoba melihat dengan prespektif lain. Disitulah saya membuktikan bahwa keteguhan saya untuk tetap berkarya ketika tulisan saya hanya mendapatkan klik dibawah 30 klik sama sekali tidak menyurutkan langkah saya untuk menulis.
Apa jadinya ketika saya tulisan saya hanya mendapatkan kurang dari 30 klik lalu saya berhenti? Mungkin prestasi ini tak akan terjadi. Apa juga jadinya ketika ada orang berkomentar miring terhadap tulisan saya lalu saya berhenti menulis. Apa juga ketika orang berkomentar tulisan saya tak bermutu lalu saya malas nulis? Nah bagi anda, para pemula, janganlah menyerah ketika tulisan anda hanya dibaca 30 orang. Jangan berhentijika tulisan anda dirating asal tulis. Apa jadinya ketika anda banyak menulis namun tidak masuk HL, dan setelah itu geram dengan sang admin serta memutuskan untuk tidak lagi menulis?
Menulis selain seni hal itu juga teknik yang bisa dipelajari. Dengan banyak membaca postingan kompasianer lain apalagi yang telah senior ternyata melecut semangat untuk menulis lebih bagus dan bagus lagi. Dalam kesempatan ini saya ingin share kepada rekan-rekan siapa saja yang menginspirasi tulisan saya. Mbak Linda dengan teknik menggabungkan puisi dalam sebuah nilai aktualita jujur menginspirasi saya. Pak Erianto Anas “sang provokator” (maaf ya pak), jujur saya menyukai gayanya yang katanya kritis dan menembak. Mbak Della Anna memberikan contoh bagaimana menulis tulisan yang kritis namun berimbang. Mas Katedra Rajawen yang selalu menulis walau katanya jarang mendapatkan HL. Mbak Endah Raharjo dengan fiksi imajinasi yang kadang tak pernah terfikirkan olehku dan terakhir saya bangga untuk mengakui bahwa tulisan Mad Mizan banyak menginspirasi saya untuk selalu berfikir kritis dan melihat permasalahan dari prespektif lain.
Terima kasih teman-teman yang banyak mengunjungi lapakku, teman-teman yang sering berkirim komen dan mengevaluasi tulisan saya seperti bang Aji, Mbak Inge, Mas Naim, dan mungkin teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para kompasianer lain terutama kompasianer pemula. Selamat Berkarya!
Nijmegen, November 2010
Mas Pink!
Gambar dari sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H