Gayus, nasibmu, oh.... Banyak yang menganggap kamu jenius! namun bagi saya, kamu hanya seorang pandir yang dimanfaatkan oleh banyak pihak. Engkaulah pahlawan mereka, dan mereka senang bersembunyi dibalik heboh beritamu. Bagi kaum nasionalis-idealis, yang berharap negara akan bersih dari ilmu tilep menilep yang kau peragakan, mereka sangat berharap dirimu dapat mengungkap banyak kasus yang tertutup. Namun, saya sendiri pesimis, dirimu bisa membuka kebenaran yang ada, bukan tidak mungkin dirimu justru dipergunakan mereka untuk menutup-nutupi kasus-kasus yang lebih besar. Kalau kita bisa memaknai secara arif mengapa kasus korupsi ala Gayus ini terjadi, saya yakin kesalahan bukan hanya pada pundak Gayus, namun juga disitu harus dilihat adanya perusahaan perusahaan yang tidak ingin membayar pajak yang tinggi, sehingga dimanfaatkanlah Gayus sang pegawai negri golongan III A demi kepentingan perusahan-perusahaan kakap. Anehnya, sampai sekarang sepertinya perusahaan-perusahaan kakap itu sepertinya tak tersentuh. Saya tidak mendengar adanya penyelidikan terhadap customer Gayus ini. Padahal apabila dijumlah, hasil korupsi Gayus belumlah seberapa dibanding dengan  keuntungan perusahaan yang telah menilep pajak. Bahkan sepertinya tidak ada langkah-langkah hukum untuk memeriksa Perusahaan Perusahaan ini. Di negara lain, perusahan yang menghindar dari pajak, memanipulasi pajaknya, akan diberhentikan sementara operasinya sampai penyelidikan usai. Dan ternyata jika perusahaan tersebut memang terbukti di pengadilan telah memanipulasi pajaknya, perusahaan itu bisa ditutup. Namun sepertinya tidak ada langkah-langhkah proses hukum ke arah situ. Bukan saya merendahkan kemampuan kamu Gayus... namun jika memang yang dikatakan oleh bapak-bapak polisi ini benar, kamu terbang menggunakan identitas palsu dan tanpa dikawal, jangan jangan kamu dimanfaatkan lagi. Siapa yang menyiapkan identitas palsumu? Siapa yang menguruskan tiketmu, siapa yang mengatur penyamaranmu? Walaupun kamu pandai, bukan hal yang mudah untuk menyiapkan segalanya. Bukan tidak mungkin pemeriksa tiket yang membisiki fotografer Kompas adalah seorang anggota intelijen yang memang telah mengetahui keberadaanmu di sana. Bukan tidak mungkin, kemunculanmu yang tiba-tiba digunakan untuk menutupi kasus lain, atau juga digunakan menyudutkan pihak lain...  Ah... Masih banyak cerita-cerita janggal yang ada dalam sandiwaramu kali ini yang aku tidak bisa menjawabnya. Seperti kejanggalan kejanggalan yang diperagakan oleh sinetron sinetron di televisi kita.... Saya-pun yang sering mengamati manajemen isu ala Orde Baru sangat mafhum dengan modus modus yang sering digunakan oleh Rezim Suharto Ini. Nijmegen, November 2010 Mas PINK Foto: Didapat dari broadcast BBM (Blackbery Messenger)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H