Mohon tunggu...
Mas Pink
Mas Pink Mohon Tunggu... -

Berangan-angan jadi Jurnalis, namun garis hidup menentukan lain. Disela aktifitas yang lumayan padat, kadang ingin menulis. Bagiku, menulis adalah membagi pengetahuan dan pengalaman. Pernah dipercaya segelintir orang untuk menjadi Pimpinan Redaksi ataupun Pimpinan Umum pada majalah sekolahan, bulletin, tabloid dan majalah mahasiswa. Semoga mendapatkan manfaat dari apa yang saya ungkapkan... Terbuka terhadap pertemanan tanpa memandang SARAP (Suku, Antar Suku, Ras, Agama dan Penghasilan) :p

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jangan Salahkan POLRI!

14 November 2010   11:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:37 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1289735251972334694

Dunia penegakan hukum di Indonesia sedang diterpa angin 'Gosip' ala infotainment yang melibatkan tersangka korupsi dan penggelapan pajak yaitu seseorang yang mirip Gayus Tambunan. Menurut petinggi di POLRI yang memberikan keterangan persnya, adanya foto yang mirip Gayus perlu dibuktikan. Polisi-pun mencoba "bertindak' dengan mulai memanggil saksi-saksi, memeriksa manifest perjalanan dan juga melacak CCTV yang ada di hotel Westin. Disisi lain, kasus ini jelas merugikan citra instansi kepolisian sebagai penegak hukum di negeri ini. Dalam hal ini, tentunya para penegak hukum mencoba mengikuti prosedur dan tentunya menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah. Lalu dimana kesalahan para penegak hukum ini? Mereka sudah mencoba menelusuri semua fakta dan mengikuti prosedur? Lalu dimana kesalahan para penegak hukum kita? Jadi Jangan Salahkan POLISI! Selain mematuhi prosedur, bukankah seharusnya mereka menggunakan logika mereka? dalam hal ini tentunya mereka tidak mencoba menggunakan logika dan 'hanya' bersandar pada asas praduga tidak bersalah yang lebih mengedepankan bukti fisik sehingga pada akhirnya hal ini yang membuat mereka terjembab. Dan bukan tidak mungkin pada akhirnya tidak ditemukan bukti bahwa sang Gayus TIDAK pergi menonton Tenis ke Bali dan berkata pada masyarakat bahwa kasus ini ditutup karena TIDAK ADA bukti? Para penegak hukum yang saya hormati, saya yakin anda punya ribuan personel intelijen. Saya yakin intelijen yang dipunyai POLRI bukan intelijen kacangan. Mereka adalah para pilihan. Seleksi untuk menjadi polisi bahkan intelijen ini pun sangat sulit sehingga saya yakin personel yang dimiliki POLRI bukan personel kacangan. Mengapa menyelidiki kasus seperti ini, sepertinya kehilangan akal? Mengapa untuk membuktikan hal itu saja harus berputar-putar?  Hal ini sangat menciderai kepercayaan masyarakat kepada institusi POLRI. Susah Mana Membedakan ini?Ketika kasus yang mudah seperti ini tidak dituntaskan secara baik, jangan salahkan masyarakat kalau menduga-duga. Dari dugaan ada petinggi negara yang melindungi Gayus, dugaan kalau kepergian Gayus sudah daitur sedemikian rupa dimana para personel intelijen juga terlibat, bahkan dugaan bahwa uang hasil korupsi saudara Gayus sudah demikian berkuasa sehingga bisa menutupi hal ini. Jangan biarkan masyarakat menduga-duga. Usut kasus ini, walaupun jika itu melibatkan para personel POLRI. Bukankah POLRI ingin membangun citra? Ketika hal ini tidak dituntaskan, masyarakat akan khawatir kalau nantinya bakal banyak kasus mirip-miripan. Dari mirip Ariel, mirip Gayus, dan bukan tidak mungkin ada kasus mirip Timur Pradopo sang Kapolri? Yah, negara kita memang penuh sandiwara mirip-miripan, seperti acara "The Promotor" yang ditayangkan oleh salah satu televisi swasta. Bukan tidak mungkin..... Nijmegen, November 2008 Mas PINK

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun