Mohon tunggu...
Mas Pink
Mas Pink Mohon Tunggu... -

Berangan-angan jadi Jurnalis, namun garis hidup menentukan lain. Disela aktifitas yang lumayan padat, kadang ingin menulis. Bagiku, menulis adalah membagi pengetahuan dan pengalaman. Pernah dipercaya segelintir orang untuk menjadi Pimpinan Redaksi ataupun Pimpinan Umum pada majalah sekolahan, bulletin, tabloid dan majalah mahasiswa. Semoga mendapatkan manfaat dari apa yang saya ungkapkan... Terbuka terhadap pertemanan tanpa memandang SARAP (Suku, Antar Suku, Ras, Agama dan Penghasilan) :p

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Gaji (Sudah) Besar, Kelakuan?

13 November 2010   00:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:39 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semoga beliau beliau yang terpilih oleh rakyat tidak berkelakuan seperti ini. Semoga kata-kata dan gelar yang diberikan untukmu tidak benar. Semoga memang kelakuan beliau beliau tidak seperti yang digambarkan dengan hal seperti ini. Semoga ini hanya bahasa kiasan saja…. Semoga….

Masyarakat Jawa (Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur) dikenal pandai memberikan arti sebuah kata dengan kepanjangannya. Walaupun beberapa kata setelah saya ketahui merupakan banyak kata serapan dari bahasa lain. Namun bagi saya hal ini patut diketahui dalam pengembangan bahasa.

Kata ‘Wanita’ yang merupakan serapan dari bahasa sansekerta yang berarti perempuan terhormat, dalam bahasa jawa diberikan kepanjangan‘WANI ditaTA’ yang artinya berani untuk ditata. Kata ‘Sopir’ yang merupakan serapan dari bahasa Perancis yaitu ‘chauffeur’ yang artinya pengemudi diberikan kepanjangan “ngaSO mamPIR” yang berarti kalau istirahat mampir (mampir makan? Atau mampir jajan yang lainnya ya? –Red-). Demikian pula kata ‘Guru’ yang merupakan serapan dari bahasa sansekerta yang berarti pengajar, dalam bahasa Jawa diberikan kepanjangan “digugu lan dituru” yang artinya dipercaya dan diikuti.

Namun ada pula kata-kata yang saya tidak tahu itu serapan dari bahasa mana, namun juga memiliki kepanjangan-kepanjangan seperti contoh diatas. Misalnya kata kerikil, mempunyai kepanjangannya “keri-keri nang sikil” yang artinya geli-geli di kaki. Nah sekarang pertanyaannya kalau Keripik? Kepanjangannya apa ya? :)

[caption id="attachment_75015" align="alignnone" width="300" caption="Enaknya Tidur di Kursi Empuk"][/caption]

Nah, ketika dalam perbincangan dengan teman saya, terlontarlah kepanjangan dewan (yang merujuk pada wakil wakil kita yang terhormat), menurut teman saya dewan adalah kepanjangan gajine geDE kelakuan koyok keWAN, yang artinya gajinya besar namun kelakuannya seperti??? (silahkan dilanjutkan sendiri) semoga kepanjangan yang diberikan teman saya salah, dan semoga tidak seperti itu (dan berdoa dalam hati).

Nijmegen, November 2010

Mas PINK

Gambar: www.google.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun