“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rizkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat” “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah merubahnya dengan tangannya, bila tidak mampu ubahlah dengan lisannya, bila tidak mampu ubahlah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman” (Hadits shahih riwayat Muslim) Itulah sepenggalan hadits yang menggambarkan bencana di sebagian daerah di Indonesia sekarang ini seperti Meletusnya Gunung Sinabung, Banjir Jakarta dan Manado termasuk bencana Banjir yang melanda beberapa desa di sebagian kecamatan di Kabupaten Jepara seperti : 1. Kecamatan Welahan (Gedangan, Bugo) 2. Kecamatan Kalinyamatan (meliputi desa batu kali) 3. Kecamatan Kedung (Desa Sowan Kidul, desa Surodadi) 4. Kecamatan Pecangaan (Desa Karangrandu, desa Gerdu) 5. Kecamatan Mayong (Desa Paren, Desa Blimbingrejo) 6. Kecamatan Nalumsari (Desa Dorang, desa Gemiring Kidul) 7. Kecamatan Tahunan (Desa Tegal sambi, desa Telukawor) Intensitas hujan yang cukup tinggi selama hampir 8-9 hari menyebabkan debit air yang tinggi, sehingga banyak sungai yang tidak kuat menampung air yang berlebih sehingga membuat tanggul jebol. Tidak hanya melumpuhkan aktifitas warga, banjir juga membuat kegiatan belajar mengajar siswa terganggu, sehingga ada sekolah yang terpaksa meliburkan peserta didiknya. Akibat banjir ini pula akses menuju Jepara sempat terputus jalur Jepara-Semarang tidak bisa dilewati kendaraan karena banjir di Welahan, begitu juga Jepara-Kudus akibat banjir yang terjadi di Mayong, sebelumnya akses Jepara-Pati masih bisa dilewati namun karena Kudus, Pati juga terkena banjir Jepara seperti terisolir, sampai artikel ini ditulis BBM di beberapa SPBU di Jepara mulai langka akibat minimnya pasokan. Begitu pula dengan pasokan sembako dan BBM ke Karimunjawa terganggu sehingga dikhawatirkan Karimunjawa akan krisis penerangan akibat bahan bakar solar sebagai pembangkit diesel mulai menipis akibat ombak yang lumayan tinggi dengan angin kencang sehingga kapal tidak berani berlayar. Intensitas yang tinggi juga menyebabkan bencana longsor di Kecamatan Keling Jepara yaitu di desa Tempur yang merobohkan enam rumah, dan tanah longsor di desa Mindahan Kidul Kecamatan Batelalit yang menutup akses jalan, belum lagi terpaan angin puting beliung juga merusak beberpa rumah seperti angin puting beliung yang terjadi di desa Sekuro Kec. Mlonggo. Akibat banjir ini banyak warga yang mengungsi dengan dievakuasi Tim Sar, TNI maupun relawan. Banjir ini juga menggugah hati nurani warga dengan menyalurkan bantuan, membuat posko penggalangan dana untuk meringankan beban para warga yang terkena musibah. [caption id="attachment_317737" align="alignnone" width="300" caption="Kota Ukir Jepara dilanda Banjir"][/caption] Pray for Jepara, Pray For Indonesia. Semoga bencana di Jepara dan daerah-daerah di Indonesia segera berlalu. Semoga di balik bencana ini akan membuat kita menjadi manusia yang arif dan bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H