Klaten – Stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Data terakhir menunjukkan bahwa angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi, yakni sekitar 21,5% di tahun 2023. Stunting tidak hanya berkaitan dengan tubuh yang pendek, tetapi juga berhubungan dengan gangguan pada perkembangan otak, kemampuan belajar yang rendah, dan meningkatkan kemungkinan terkena penyakit kronis di kemudian hari.
Stunting disebabkan karena pola makan yang tidak seimbang, kebersihan lingkungan, dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya nutrisi.
Untuk mencegah stunting dan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai gizi seimbang, mahasiswa KKN UNNES Giat 10 Desa Pucangmiliran berkolaborasi dengan posyandu di Dukuh Pucang Wetan, Miliran, dan Padon menyelenggarakan edukasi pencegahan stunting bertema “Cegah Stunting, Selamatkan Generasi Emas”. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10, 13, dan 14 Desember 2024 di posyandu yang dihadiri oleh ibu-ibu dan balita.
Kegiatan dibuka dengan penjelasan praktis dan interaktif melalui poster mengenai langkah sederhana mencegah stunting. Dalam poster tersebut, terdapat penjelasan mengenai gizi seimbang, pemantauan kesehatan, serta perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan bahasa yang sederhana dan ilustrasi yang menarik, antusiasme ibu-ibu sangat tinggi dalam menyimak penjelasan yang diberikan. Ketua kelompok KKN UNNES Giat 10 Desa Pucangmiliran, Paskalis Bisma Suarlembit, menyampaikan, “Kami berharap informasi mengenai stunting dapat menjangkau lebih banyak orang dalam bentuk yang mudah dicerna. Poster ini kami buat sesederhana mungkin agar ibu-ibu dapat memahaminya dengan mudah.”
Selain poster, tim KKN UNNES Giat 10 Desa Pucangmiliran juga membagikan buku panduan yang berisi informasi lebih mendalam tentang stunting. Buku ini berisi informasi mengenai definisi stunting, ciri-ciri, penyebab, dan cara pencegahannya. Buku ini juga berisi beberapa resep makanan sehat dan bergizi yang mudah dibuat seperti nugget ayam daun kelor dan puding susu daun kelor. “Kami memilih daun kelor karena mudah ditemukan di sekitar desa dan harganya terjangkau. Kami berharap ibu-ibu dapat memanfaatkan daun kelor sebagai bahan makanan sehari-hari,” ujar Aditya Wisnu Pradana, salah satu anggota tim KKN UNNES Giat 10 Desa Pucangmiliran.
Bidan penanggung jawab posyandu Desa Pucangmiliran, Ibu Iin, mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKN UNNES Giat 10 Desa Pucangmiliran. “Kegiatan ini sangat membantu kami di posyandu untuk menyebarluaskan informasi penting tentang stunting. Semoga dengan adanya edukasi seperti ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya gizi yang baik untuk anak-anaknya,” ujarnya.
Program kerja ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi angka stunting di kalangan anak-anak Desa Pucangmiliran. Dengan edukasi yang terus menerus diberikan, serta kerja sama dari para siswa, posyandu, dan masyarakat, diharapkan generasi mendatang dapat tumbuh sehat dan cerdas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H