Oleh: Marzuki Umar
Malam kelam
Jiwa berbalut sunyi
Sepoi angin mengubah rasa
Mimpi berbuntut petaka
Raga diselimuti lara
Gemuruh hujan bertalun-talun
Kedinginan kian tak bersahabat
Daun jendela bernyanyi duka
Air merembes basahi tatakelola
Wanita renta bermandikan air mata
Petir tak henti menggelegar
Ketakutan begitu sulit dibayangkan
Kilat juga tak henti menyambar
Jiwa yang rapuh jadi perhitungan
Mungkinkah mimpi jadi kenyataan?
Gubuk reot merintih pedih
Atapnya dapat meneropong awan
Semburan hujan menjenguk ke kamar
Makhluk halus semakin gentayangan
Lampu LED miskin aliran
Dari kejauhan ambulans meraung
Mengundang tanya sepanjang malam
Iba disandar pada gelapnya malam
Rasa sayang sulit diungkapkan
Semua makhluk bersandar pada takdir
Jelang subuh tiba
Awan melambangkan beda warna
Gubuk reot dipenuhi lumpur semata
Pekarangan sampah merajalela
Pengusiran tak bisa sekejap mata