Mohon tunggu...
Marzuki Umar
Marzuki Umar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Penulis adalah Dosen STIKes Muhamadiyah Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Renungan

23 Desember 2023   20:32 Diperbarui: 23 Desember 2023   20:58 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Detik, menit, jam adalah waktu tertentu

Ujung petualangan sulit ditebak

Pintu-pintu ampunan masih ternganga
Para sahib berlomba memasukinya
Menopang mata di kelam buta

Pejubah putih berbondong turun tahta
Buku hitam menoreh panca warna
Pusara meringkih di area kelam
Hibah datang penuh pertimbangan
Ilmu dan amal adalah suatu gambaran

Baca juga: Pasrah

Api unggun nyala di pelupuk mata
Jiwa kian merapuh tak punya harga
Sebagian dipaksa menggandrunginya
Ingin berlari tapi tak punya daya
Penyesalan akhir nilai tak terkira

Sungai nan sejuk berdandan di baliknya
Buah-buahan ranum kandung sejuta rasa
Jalannya licin rebutan para pemirsa
Gembok gerbang tak sembarang membuka
Petugas jaga disiplin luar biasa

Saat itu tak lagi butuh siapa-siapa
Harta melimpah mungkin kian jadi cela
Kesucian adalah bakal yang sempurna
Masing pesona punya sinyal yang berbeda

Bireuen, 23 Desember 2023

Baca juga: Demi Penopang Hidup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun