Mohon tunggu...
M. Suaizisiwa Sarumaha
M. Suaizisiwa Sarumaha Mohon Tunggu... Dosen - Berakit-rakit dahulu. Aeru tebai aetu.

Truth Hunter Founder dan Coordinator Luahawara Young Community (LYC) Founder Komunitas Bale Ndraono (KBN)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapakah Pemimpin Itu? Jangan Seorangpun Menganggap Engkau Rendah Karena Engkau Muda

17 Januari 2025   11:05 Diperbarui: 17 Januari 2025   11:27 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Penulis dan Foto sebagai pemanis. Demikianlah kita bijak dan siapaun yang memandang gunung ini pasti berbagai opini yang bisa dibangun. 

Siapakah Pemimpin itu? Jangan seorang pun MENGANGGAP ENGKAU rendah karena ENGKAU MUDA.

Perjalanan hidup manusia merupakan sebuah misteri dan terkadang di ukur menurut ukuran manusia. Sehingga karir dan masa depan seseorang juga terkadang di hambat oleh karena melihat kekerabatan, kedekatan, keluarga, teman, apalagi karena telah memberikan sesuatu (bahasa lainnya sogok), melihat wajah dan penampilan dan hal ini pasti tidak akan berjalan dengan baik dan sukses serta Tuhan tidak berkenan akan hal itu. Oleh karena itu, kita diingatkan 1 Samuel 16:7b "...Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia MELIHAT apa yang di depan mata, tetapi TUHAN MELIHAT HATI."

Ketika Nabi Samuel akan mengurapi calon pemimpin Israel, Tuhan menyuruh Nabi Samuel kepada keluarga Isai karena disana terdapat delapan lekaki anak-anak Isai. 1 Samuel 16:1b Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku." Dan ketika Samuel melihat anak pertama Isai, yaitu Eliab, ayat 6 Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya." Itu yang terbaik menurut Samuel, namun ayat 7 "Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." dan sampai ke tujuh anak-anak Isai lewat di depan Samuel ayat 10 "Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih TUHAN." (1 Sam 16:10)

Daud tidak berteriak-teriak di jalanan dan di depan bangsa Israel menyatakan dirinya telah mengalahkan singa dan segala binatang buas di gurun untuk menjaga domba-domba ternak orang tuanya. Atau menunjukkan dirinya pemberani atau ono namagu drao ono namagu drao. Namun, dalam peristiwa ketika ayahnya Isai menyuruh Daud untuk mengantarkan makanan kepada kakak-kakanya yang sedang berperang bersama raja Saul. Disanalah terdengar olehnya hinaan dan hujat yang di lontarkan Goliat bangsa Filistin itu kepada bamgsa Israel, bangsa yang olehnya Tuhan berkenan. dan Eliab kakaknya memandang rendah dan marah kepada Daud. Ayat 28 "Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: "Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran." (1 Sam. 17:28). Pada ayat 28 ini terdapat kalimat "aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu", sakit hati, iri, fitnah yang ditujukan kepada Daud, terlihat Eliab bahkan dengan percaya dirinya mengungkapkan pernyataan itu di barisan pasukannya, seolah dirinya paling benar dan memahami perang atau mungkin telah terjun di dunia politik. Sikap dan hal ini jelas menunjukkan ada ketidak senangan bahkan kebencian Eliab dan saudara-saudaranya kepada Daud. Namun dengan keyakinan yang teguh dan kepercayaan Daud terhadap Tuhannya. Dalam 1 Sam 17:45 -- 47 termaktub: ayat 45Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.

Di ayat 46 bahkan dengan tegas dikatakan, "Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah", Ayat 47 dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami." Artinya bahwa keberhasilan kita bukan karena kita senior, sudah berpengalaman dan bahkan memahami teknik perang atau sudah terjun di bidang politik, apalagi sudah merasa pernah jadi kepala daerah atau Wakil Rakyat di Legislatif apalagi karena PAW sakit atau meninggal dunia. Keangkuhan manusia-manusia seperti ini tidak berkenan kepada Tuhan. Dengan tegas dan berani Daud mempercayakan segala usaha dan kerja kerasnya kepada Dia Sang Pemberi Hidup.

Sebagaimana terdapat dalam 1 Samuel 17 tentang Daud melawan orang Filistin yang dipimpin oleh Goliat. Daud adalah anak bungsu dari delapan bersaudara anak Isai orang Efrata Bethlehem-Yehuda. Dimana di Ayat 13 "Ketiga anak Isai yang besar-besar telah pergi berperang mengikuti Saul; nama ketiga anaknya yang pergi berperang itu ialah Eliab, anak sulung, anak yang kedua ialah Abinadab, dan anak yang ketiga adalah Syama." Artinya bahwa secara manusia mereka memiliki pengalaman perang dan lebih senior dari Daud.

Satu peristiwa lagi tentang kisah Daud yang di urapi Tuhan ketika Daud kembali dari medan perang, dia di rendahkan oleh istrinya sendiri, anak dari Saul. Sebagaimana terdapat di 2 Samuel 6:16 "Ketika tabut TUHAN itu masuk ke kota DAUD, maka Mikhal, anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu melihat raja DAUD meloncat-loncat serta MENARI-nari DI HADAPAN TUHAN. Sebab itu ia memandang rendah DAUD dalam hatinya." Daud terus bersuka cita dan semakin keras memuji Tuhan tanpa menghiraukan cercaan manusia bahkan isi rumahnya yang turut merendahkannya. Dan lebih nyata lagi mungkin banyak yang mencemohoohkan Daud karena mertuanya Saul raja Israel dan tongkat kepemimpinan itu beralih kepadanya. Apalagi sebelumnya Daud sebagai pegawai Saul bagian musik, yang menghibur hati Saul saat galau atau dirundung banyak masalah, maka Daudlah yang datang untuk menghibur. Walau berapa kali juga upaya Saul untuk membunuh Daud. Namun, Daud tetap melaksanakan tugasnya. Maka kitapun mengatakan na i'ila ba olifu ya cho sametataro ya'iya. Seolah Daud di kenal oleh Samuel lewat ketenaran Saul atau karena Daud bekerja kepada Saul. Pasti ada ada juga di antara kita lebih keras lagi karena kebencian dengan mengungkapkan boi me ebua totoa dohou go fagala cho jibihasau. Disini terlihat pasti terjadi perdebatan tersebut bahkan dengan para hulubalangnya Saul atau istilahnya di masyarakat Nias para si'ilanya sebagaimana di dalam 2 Samuel 6:21 "Tetapi berkatalah DAUD kepada Mikhal: "DI HADAPAN TUHAN, yang telah memilih aku dengan menyisihkan ayahmu dan segenap keluarganya untuk menunjuk aku menjadi raja atas umat TUHAN, yakni atas Israel, --- DI HADAPAN TUHAN aku MENARI-nari".Jadi, melihat dan membaca peristiwa ini kita sebagai manusia terkadang dengan mudah menghakimi orang lain bahkan menganggap seseorang yang telah melakukan yang terbaik di dalam tugas dan oragnisasi bahkan kepada negara sebagaimana kepercayaan yang dipercayakan untuk memimpin selama tugas itu dijalankan seakan kita menyebutnya sebagai pengkhianat.

Jadi, siapakah pemimpin itu? Manusia dengan percaya dirinya menilai dan menganggap dirinya baik dan di kehendaki oleh masyarakat. Bahkan tak jarang kita menilai bahwa semua orang senang dengan diri kita karena berpengalaman, dekat dengan pusat atau pejabat publik, punya banyak koneksi, berijazah dan berpendidikan tinggi, ada pengaruh yang punya pengaruh dan berbagai bentuk dan alasan yang menunjukkan seseorang itu lebih hebat dari orang lain. Namun ketika Samuel, nabi Tuhan itu memandang semua itu ternyata: "Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. (1 Samuel 16:7a)

Demikian juga ketika kita menilai karena seseorang masih muda, sementara kapasitas dan kapabilitas seseorang ditentukan karena kerendahan hati, sikap tenang dan rendah hati serta berintegritas. Sebagaimana nats "Jangan seorang pun MENGANGGAP ENGKAU rendah karena ENGKAU MUDA. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. (1 Timotius 4:12)

Dan jikalau memang saya tidak bisa apa-apa dan hanyalah orang bodoh, biarlah saya jalani hidup saya sebagaimana yang dipercayakan kepada saya untuk sedikit bermegah dan menjaga marwah atas tanggung jawab itu, "karena  Kuulangi lagi: jangan hendaknya ada orang yang MENGANGGAP aku bodoh. Dan jika kamu juga MENGANGGAP demikian, terimalah aku sebagai orang bodoh supaya aku pun boleh bermegah sedikit." (2 Korintus 11:16).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun