Aceh Utara, Bercocok tanam merupakan sebuah aktivitas yang telah dilakukan oleh manusia sejak puluhan ribu tahun yang lalu. Hal ini dikarenakan, dengan bercocok tanam manusia dapat memproduksi bahan-bahan makanan untuk kemudian dikonsumsi. Salah satunya yaitu tanaman sayuran. Bercocok tanam sayuran tidak selalu membutuhkan lahan yang luas.
Dalam mewujudkan hal tersebut, mahasiswa KKN-PPM XXXVI Unimal Kelompok 77 melakukan budidaya tanaman bayam di Desa Seuneubok Baro, Kecamatan Syamtalira Bayu. Kegiatan ini dimulai dengan persiapan lahan dan pembibitan, diikuti oleh seluruh anggota kelompok KKN 77. Kelompok KKN diketuai oleh Marza Riyanda dengan anggota Ryan Syahputra, Muhammad Aulia Ichsan, Ikhsan Maulana Lingga, Aksa Nazira, Rizkina Putri Mahmuddin, Rauzatul munira, Meilinda Putri, Liza Mawati, Ayuniara Riski, Iklima.
Kegiatan selanjutnya yaitu pembibitan bayam. Persiapan lahan dicangkul sedalam 20-30 cm agar gembur. Selanjutnya buat bedengan dengan arah membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm. Penanaman/penaburan benih bayam dapat dilakukan dengan cara, yaitu: Ditebar langsung di atas bedengan, yaitu biji dicampur dengan pasir/pupuk organik yang telah dihancurkan dan ditebar secara merata di atas bedengan.
Bayam dapat berproduksi dengan baik asalkan kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan organik yang teratur dan kecukupan air, Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya ataupun dipotong pangkalnya. Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1 sampai dengan 1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali. Tempatkan bayam yang baru dipanen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar ke dalam air.
Geuchik Seuneubok Baro, Mahmuddin menyebutkan bahwa “kegiatan ini sangat positif sekali, oleh karena dapat menambah ketahanan pangan masyarakat. Penanaman sayur-sayuran yang dilakukan sendiri akan lebih mudah dilakukan pengontrolan penggunaan pestisidanya, sehingga lebih sehat jika dikonsumsi dibandingkan dengan sayur yang dijual dipasar yang tidak diketahui kadar dan jenis pestisida apa yang dipakai”. Pangan yang mengandung pestisida yang dikonsumsi masyarakat dapat menimbulkan masalah kesehatan, oleh karena itu dengan adanya kegiatan ini semoga masyarakat dapat lebih termotivasi untuk menggunakan bahan pangan yang aman bagi kesehatan, selain juga dapat bermanfaat secara ekonomi” tutupnya
Ketua KKN Kelompok 77 dalam keterangan-nya menyampaikan kegiatan ini merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan tema KKN-PPM XXXVI Unimal yaitu Pemberdayaan Potensi Desa Menuju Ketahanan Pangan Nasional. Sehingga kehadiran kami disini setidaknya dapat memberikan sedikit pengalaman bagaimana berbudidaya tanaman bayam kepada masyarakat sekitar. Kami juga akan membagikan hasil panen bayam ini kepada masyarakat seuneubok baro nantinya. Ujar Marza Riyanda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H