Pemerintah telah menetapkan status Banten sebagai daerah tanggap Bencana. Hal ini menunjukkan upaya serius pemerintahan Jokowi dalam menangani dan memulihkan kondisi Banten pasca bencana Tsunami Selat Sunda. Namun polemik muncul sehubungan dengan potret -- potret  sendiri Presiden Jokowi yang meninjau lokasi bencana. Muncul opini bahwa hal tersebut merupakan pencitraan dari sang Presiden. Apakah benar demikian?
Presiden Jokowi sebelumnya telah menginstruksikan menteri  - menteri terkait untuk secepatnya menangani bencana Tsunami Selat Sunda ini dengan baik. Ia sendiri telah terjun langsung melihat kondisi bersama jajaran menteri. Selain itu, jika melihat langkah -- langkah dan upaya yang telah dilakukan pemerintah sejauh ini, pemulihan dan penanganan Banten dan Lampung pasca bencana sudah cukup baik. Fakta yang terkumpul dari pemberitaan beberapa media menunjukkan keseriusan Pemerintah Jokowi dalam hal ini. Usai  instruksi Presiden tersebut, instansi lintas sektoral langsung bergerak mengupayakan pemulihan kondisi pasca bencana. Misalnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) saat ini memfokuskan pemulihan daerah-daerah di Lampung Selatan, Provinsi Lampung yang terdapak bencana tsunami. Pemerintah setempat saat ini tengah melakukan pendataan dan verifikasi terhadap bangunan yang rusak untuk melakukan pemulihan lebih cepat.
Kepala BNPB Laksamana Muda TNI (Purn) Wille mengatakan pada masa tanggap darurat bencana hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban bencana tsunami baik di Banten maupun Lampung. Untuk penanganan pengungsi, pihaknya sudah melakukan pengecekan beberapa posko terkait persediaan pakaian layak pakai, hingga makanan dan obat-obatan. Semua itu sudah terpenuhi. Hanya kekurangan selimut dan matras dan pihaknya akan segera memenuhi kebutuhan yang mendesak tersebut. TNI, Polri, Basarnas, BNPB dan sukarelawan sudah melakukan pembersihan puing-puing khususnya yang menumpuk di jalan raya.
Sementara itu PT PLN (persero) juga berupaya memulihkan kondisi sistem kelistrikan pasca tsunami Selat Sunda yang menerjang sebagian wilayah Banten dan Lampung. Lima hari pasca tsunami Selat Sunda yang menerjang wilayah Banten dan Lampung, perbaikan infrastruktur kelistrikan di daerah terdampak telah mencapai 100%. Di Pandeglang dari 248 gardu distribusi yang padam, PLN sudah berhasil me-recovery 243 gardu distribusi. PLN juga berhasil memperbaiki penyulang lain, seperti penyulang Carita, penyulang Wisata, dan penyulang Labuan, dengan perbaikan mencapai 100%. Tak hanya itu, dengan 310 personel gabungan yang dikerahkan dari PLN Banten, PLN Jakarta, dan PLN Jabar, telah berhasil menembus daerah-daerah sempat terisolasi seperti Panimbang, Kalicaah, dan Sumur. Untuk saat ini, PLN masih terus melihat perkembangan perbaikan infra struktur kelistrikan di Pandeglang.
Lampung, PLN berhasil memperbaiki seluruh infrastruktur kelistrikan yang sempat rusak dan secara sistem sudah siap 100%. Saat ini sedang dilakukan penyalaan bertahap ke rumah-rumah pelanggan yang instalasinya dalam kondisi masih baik. Kerja cepat tersebut dibantu ULP Kalianda, ULP Sidomulyo , ULP Sutami, serta UP3 Tanjung Karang. Seluruh tim disebar melakukan recovery dan menyalakan 22 titik tiang distribusi. "Secara teknis perbaikan sudah mencapai 100% dengan di antaranya dibantu genset milik PLN. Selain fokus memperbaiki kelistrikan di Pandeglang dan Lampung, PLN juga memberikan penerangan 22 posko pengungsian yang berada di Pandeglang. Tak berhenti di situ, melalui PLN Peduli dan Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN juga mendirikan dapur umum di PLTU Labuan, Desa Sukarame, dan Desa Sumur, yang merupakan salah satu desa terisolasi akibat bencana tsunami. Pihak Kemenpar pun tidak ketinggalan. Menpar menjelaskan ketiga strategi pemulihan destinasi pariwisata daerah pasca bencana. Â Pertama adalah pemulihan dari sisi SDM atau kelembagaan, lalu pemulihan destinasi, dan yang terakhir adalah pemasaran.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin Arya Sinulingga membantah ada pencitraan di balik foto-foto tersebut. Menurutnya Jokowi biasa meluangkan waktu sendiri ketika mengunjungi sebuah lokasi. Kebiasaannya sendiri saat berada di lokasi bencana merupakan cara dia untuk melihat secara utuh. Pasukan Pengamanan Presiden juga menurutnya sudah terbiasa berjaga dari jauh ketika Jokowi berjalan sendiri untuk melihat kondisi wilayah yang disambanginya. Meskipun ada unsur kesengajaan dari pose Jokowi yang kerap kali sendiri di lokasi bencana, kesengajaan itu bukan untuk tujuan difoto, diabadikan, apalagi untuk pencitraan demi kepentingan politik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI