kesehatan kita terabaikan. Kita didorong untuk selalu tampil produktif, sukses, dan sempurna, seolah-olah menunjukan kelemahan adalah suatu hal yang memalukan. Padahal, mengakui dan merawat kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Ini bukan soal kelemahan, melainkan soal keberanian untuk mengakui bahwa kita adalah manusia yang memiliki banyak kekurangan.
Di era yang modern ini, berbagai tekanan seperti tuntutan pekerjaan, pengaruh media sosial, dan ketidak pastian masa depan terus-menerus menghantui kita. Ditengah hiruk-pikuk ini, seringkaliUngkapan seperti "Kuat-kuat saja," "Jangan lemah," dan "Pikiranmu sendiri yang membuatmu sakit" sering kita dengar. Meskipun mungkin diucapkan dengan niat baik, ungkapan-ungkapan ini bisa saja mengganggu. Mereka mengabaikan kompleksitas kesehatan mental dan dapat membuat seseorang merasa terasingi, malu, dan enggan untuk mencari bantuan. Sebenarnya, mencari bantuan bukanlah tanda kelemahan, melainkan tanda kekuatan. Ini menunjukan bahwa kita peduli terhadap kesejahteraan diri kita dan berani mengambil langkah untuk memperbaiki sitiasi.
Gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasa, dan PTSD bukanlah sekedar "sedikit sedih" atau "sedikit cemas". Ini adalah kondisi serius yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Gejalanya beragam, mulai dari perubahan suasana hati yang ektrem, kesulitan tidur, kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai, hingga munculnya pikiran untuk menyakiti diri sendiri. Jika mengalami gejala-gejala tersebut secara terus-menerus dan mengganggu kehidupan sehari-hari, penting untuk segera mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater.
Sayangnya, stigma mengenai kesehatan mental masih sangat kuat dalam masyarakat kita. Banyak orang merasa enggan untuk berbagi tentang perjuangan mereka dengan kesehatan mental karena takut dihakimi, dikucilkan, atau dianggap sebagai beban. Hal inilah yang akan membuat mereka semakin terisolasi dan memperburuk kondisi mereka, kita perlu mengubah cara pandang ini. Kita harus menciptakan lingkungan yang mendukung dan empatik, dimana seseorang merasa aman dan nyaman ketika berbagi pengalaman dan mencari bantuan tanpa rasa takut.
Merawat kesehatan mental bukanlah hal yang mudah. Hal ini memerlukan komitmen, kesabaran, dan dukungan dari lingkungan sekitar. Dengan merawat kesehatan mental, kita dapan menjalani hidup dengan lebih bahagia, sehat, dan produktif. Kesehatan mental adalah hak setiap individu, dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaganya. Mulailah dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan, dan menjaga hubungan sosial yang sehat. Langkah-langkah kecil ini dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan mental. Ingat, kamu berharga, dan kamu berhak untuk bahagia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H