Siapa sangka, Garuda Muda yang begitu di elukan untuk merebut emas kembali ke pangku ibu pertiwi terjungkal di partai puncak oleh Vietnam.
Tiga gol tak berbalas merupakan kekalahan tak terbantahkan betapa kita masih harus banyak bebenah. Sepeninggal Evan Dimas di menit ke-20, lini tengah pertahanan Indonesia seperti mati kutu menghadapi pasukan Park Hong-Seo. Suka tidak suka, harus diakui bahwa sepakbola bukan hanya masalah skill atau mental juara, tapi juga strategi yang berbicara. Untuk hal ini, banyak pihak berpendapat bahwa kualitas racikan strategi pria asal Korea Selatan itu memang di atas coach Indra Sjafri, tanpa mengurangi rasa hormat tentunya.
Lantas, apakah Indra Sjafri dan anak asuhnya betul-betul tidak layak untuk kita nisbahkan sebagai pahlawan bangsa di ajang SEA Games 2019? Tunggu dulu. Masih ada catatan menarik, bahwa sekalipun tidak memenangkan pertandingan, pelatih asal Sumatra Barat itu tetap sukses menelurkan generasi terbaik timnas sepanjang sejarah. Apa musababnya?
1. Gol terbanyak
Tidak bisa dipungkiri, tajamnya lini serang Garuda Muda sebelum partai final kemarin telah melambungkan asa dan harap jutaan rakyat Indonesia agar Evan Dimas cs. dapat memenangkan pertandingan melawan Vietnam. Terlebih, fakta 21 gol yang dilesakkan punggawa Garuda Muda di ajang SEA Games kali ini adalah yang terbanyak sepanjang sejarah.
Sebelumnya, skuat Merah Putih tercatat pernah memgalami ketajaman terbaik dengan 16 gol pada SEA Games 1997. Ketika Kurniawan Dwi Yulianto menjadi top skor kala itu dengan lima gol.
2. Top skorer Tertinggi
Osvaldo Hay menjadi top scorer cabang sepakbola di ajang SEA Games tahun ini dengan torehan 8 goal, sejajar dengan punggawa timnas Vietnam Ha Duc Cinh. Sayangnya, harapan untuk melihat lesakkan goal indah Osvaldo Hay di partai final pupus tadi malam. Meskipun demikian, catatan ini telah menjadi rekor tersendiri melampaui Eri Irianto (1995), Kurniawan Dwi Yulianto (1997), dan Patrich Wanggai (2011) yang menjadi top skor Indonesia pada SEA Games dengan torehan masing-masing lima gol.
3. Kekalahan paling telak
Tidak hanya catatan manis, final Indonesia vs Vietnam juga menorehkan sejarah kelam dengan dibungkamnya Garuda Muda dengan skor telak 3-0. Pada 6 partai final SEA games yang pernah di lakoni sebelumnya, Â Garuda Muda tidak pernah kalah dengan skor besar. Indonesia dua kali kalah dengan skor 0-1 dari Malaysia (SEA Games 1979), Thailand 0-1 (SEA Games 2019). dan takluk kembali dengan Tahiland lewat adu penalti 2-4 (1-1). Sementara dua laga final lainnya berhasil dimenangkan Indonesia yakni SEA Games 1987 dan 1991 dari Malaysia dan Thailand.
Semua fakta di atas mempertontonkan bahwa ada kemajuan secara kualitas pada skuat Garuda Muda. Berbagai catatan mentereng telah menunjukkan ketajaman anak asuh coach Indra sjafri dalam SEA Games 2019, dan karenanya perannya sebagai pelatih tidak dapat  ditepiskan begitu saja. Namun catatan kelam atas kekalahan dari Vietnam sudah seyogyanya menjadi alarm bagi kita agar tidak jumawa, bahwa bukan hanya sepakbola Indonesia yang telah berkembang sekarang, namun juga negara Asia Tenggara lainnya.