Mohon tunggu...
Maryam FatiyaRobbi
Maryam FatiyaRobbi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Semester 5 Jurnalistik UIN Jakarta

Aku mulai suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K-Wave, Fenomena yang Pikat Generasi Indonesia

11 Januari 2024   00:05 Diperbarui: 11 Januari 2024   00:06 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perang Antar Budaya sudah menjadi silent war yang masuk ke Indonesia. Budaya yang masuk meliputi budaya Korea Selatan, Jepang, Thailand, dan negara lainnya. Hallyu atau K-Wave atau Korean Wave yang berarti Gelombang Korea merupakan fenomena populer budaya Korea Selatan yang telah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Mulai dari bahasa, life style, fashion style, hingga makanan Korea Selatan sangat populer di tanah air. Dunia hiburan seperti dunia musik dan pertelevisian Korea Selatan pun mendapat perhatian lebih oleh masyarakat Indonesia. Istilah dunia musik Korea Selatan adalah K-pop dan istilah drama televisi Korea adalah K-drama atau Drama Korea (re: Drakor). Dunia kecantikan dan fashion pun tersebar luas di Indonesia. Pengaruh K-wave menciptakan minat yang besar di antara masyarakat global.

Fenomena K-wave berhubungan erat dengan selera khalayak di Indonesia. Selera khalayak mengacu pada preferensi dan penilaian yang umumnya dimiliki oleh sekelompok besar orang atau masyarakat secara luas. Faktor-faktor seperti budaya, tren, pengaruh sosial, dan perkembangan zaman dapat memegaruhi selera khalayak. Hal yang sering kali mencerminkan selera khalayak adalah popularitas dan  tren.

Perlu diketahui bahwa budaya tak hanya muncul dari kebiasaan lokal suatu daerah, tetapi juga telah terpengaruh  oleh arus global yang tidak dapat dihindari, terutama dalam era globalisasi saat ini. K-wave mulai menggerogoti perhatian masyarakat dan sebenarnya tak sedikit waktu yang diperlukan Korea untuk masuk ke Indonesia.

"Berjalanlah waktu, masuklah di tahun-tahun di mana teknlogi itu mulai naik. Let us talking about Facebook, adanya Facebook juga akhirnya naik banget (K-pop), gitu. Banyak banget dari fansite-fansite atau fangroup-fangroup dari K-pop itu sendiri yang  akhirnya mereka membuat base one atau grup base secara online itu di facebook yang akhirnya itu memengaruhi, gitu ya. Yang mana dari fans tadi bisa memengaruhi atau bisa  menimbulkan fenomena baru yang jatuhnya adalah bahasa. Orang jadi lebih tertarik belajar bahasa, karena the most of their idol adalah orang Korea," ungkap Debbie Lim (28) ketika ditanya mengenai awal mula perkembangan K-wave di Indonesia, Rabu, (9/1/2023).

K-drama masuk ke Indonesia sekitar tahun 2002 dalam tayangan drama Korea dengan judul Full House  di stasiun TV nasional. Sementara K-pop mulai dikenal muda-mudi Indonesia pada tahun 2009 dengan power boygroup dan girlgroup asal Korea, seperti SNSD dan Super Junior. Dari sini lah K-wave semakin menaiki tangga hiburan Indonesia. Lantas sekarang, siapa yang tak mengetahui K-wave ini?

Fenomena K-wave tak hanya dikenal kalangan muda saja. Sudah banyak tayangan televisi nasional yang menampilkan K-drama maupun K-pop. Musisi K-pop pun sudah mulai menarik perhatian masyarakat Indonesia. Debbie Lim (28) mengatakan bahwa penggunaan lagu yang menjadi pengenalan Korea ke Indonesia. "Lebih ke penggunaan lagu. Akhirnya yang mana fenomena K-wave ini sebenarnya tidak terbatas bagi aku yang melihat di rumahku, ya. I think, kita  keluar deh, kita ke mal. Atau nggak usah ke mal deh, kita jalan ke tempat-tempat publik, gitu ya. Itu yang disetel juga lagu-lagu Korea yang mana itu lebih membangkitkan kita untuk mencari tahu, gitu," ujarnya.

Permintaan yang tinggi dari khalayak global, termasuk di Indonesia mendorong perkembangan dan evolusi industri hiburan Korea Selatan. Penyedia konten terus memahami dan menyesuaikan diri dengan selera khalayak, sehingga dapat memproduksi konten yang sesuai dengan preferensi mereka.

Fenomena Korean wave di Indonesia pastinya memilki pengaruh yang besar. Pengaruh K-wave di Indonesia telah memberi dampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dampak penyebaran K-wave melibatkan faktor-faktor yang membuat generasi di Indonesia lebih tertarik dan memuji K-pop daripada budaya lokoal mereka.

"Fenomena K-wave ini kayak dua sisi mata koin yang berbeda. Jadi kayak koin itu satu, tapi punya dua sisi yang berbeda. Jadi ada dampak positif dan negatifnya. Positifnya adalah ini tuh bisa berdampak atau memberikan ruang kepada anak-anak generasi muda ataupun generasi-generasi di atas kita itu untuk melek yang namanya teknologi. Itu pertama. Kedua, melek namanya bisnis usia muda atau UMKM kita bilangnya, ya, karena dampak positifnya adalah banyak banget merchandise-merchandise K-pop yang bisa dibuat secara bagus, apik, cantik dengan kreativitasnya para K-pop fans atau K-wave fans. Yang mana itu bisa jadi pemantik sementara atau seterusnya bisnis K-pop tadi. Negatifnya adalah orang itu jadi punya beauty standard yang dipatokkan dengan K-wave tersebut. Nah, dampak negatifnya itu seperti itu, lebih ke mental," jelas Debbie Lim menanggapi dampak positif dan negatif dari K-wave yang masuk ke Indonesia.

Debbie menambahkan, perbedaan budaya seperti bullying yang marak terjadi di Korea pun menjadi dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Hal-hal dalam K-drama juga menjadi perbedaan budaya antara Korea dan Indonesia. Banyak bullying terjadi karena mencontoh aksi yang ada di K-drama. Pembelian tak berarti yang hanya ingin memuaskan keinginan belaka juga salah satu dampak negatif dari K-wave ini.

Fenomena K-wave memang fenomena yang berdampak besar kepada masyarakat Indonesia tergantung bagaimana personal menyikapinya. Kita tidak tahu alasan personal dalam menyukai K-wave ini seperti apa. Semoga orang di luar sana menjadikan K-wave sebagai dampak positif bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi dari diri untuk orang lain juga.

Karya Opini Maryam Fatiya - 11210511000163 - 5D Jurnalistik UIN Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun