Dalam artikel yang ditulis Syamsul Effendi, 2019 Kapitalisme, sebagaimana yang diperkenalkan oleh Karl Marx adalah suatu sistem produksi yang didasarkan pada hubungan antara kapital dengan tenaga kerja. Pemilik modal (kapital) memiliki hak penuh terhadap apa yang dimiliki Kapitalisme sebagai sistem ekonomi muncul pada abd ke 16, yang didorong dengan munculnya industri sandang di inggris. Perkembangan industri sandang di inggris di dukung oleh bahan baku wool yang diproduksi di dalam negeri.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Kapitalis
- Kebebasan memiliki harta secara perorangan
- Persaingan bebas/free competition
- Kebebasan penuh
- Mementingkan diri sendiri
- Harga sebagai penentu/Price sistim
- Campur tangan pemerintah minimum
   Sosialisme adalah suatu doktrin politik yang menekankan pemilikan kolektif dari alat-alat produksi, memberikan suatu peran yang besar pada negara dalam menjalankan perekonomian dengan kepemilikan masyarakat luas atas industri.Sistem ekonomi sosalisme adalah sistem ekonomi dimana ekonomi diatur penuh oleh negara. Dalam sistem ini jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggungjawab negara atau pemerintah pusat.
Ciri-ciri Sistem Ekonomi Sosialis
- Kepemilikan harta dikuasai negara
- Setiap individu memilki kesamaan kesempatan dalam melakukan aktivitas ekonomi
- Disiplin politik yang tegas dan keras
- Tiap warga negara di penuhi kebutuhan pokoknya
- Â Proyek pembangunan dilaksanakan negara
Secara umum, perbedaan antara kapitalisme dan sosialisme adalah sebagai berikut:
- Kesetaraan. Kapitalisme tidak peduli tentang kesetaraan. Dikatakan bahwa ketidaksetaraan penting untuk mendorong inovasi dan pembangunan ekonomi. Sementara itu, sosialisme berkaitan dengan pendistribusian kembali sumber daya dari yang kaya ke yang miskin. Ini untuk memastikan setiap orang memiliki kesempatan yang sama dan dalam beberapa bentuk sosialisme hasil yang sama.
- Kepemilikan. Dalam sistem kapitalisme, bisnis swasta akan dimiliki oleh individu/perusahaan swasta. Sementara dalam sosialisme, negara akan memiliki dan mengontrol alat produksi utama. Dalam beberapa model sosialisme, kepemilikan bukan oleh pemerintah tetapi oleh serikat pekerja.
- Efisiensi. Pada sistem kapitalisme dikatakan bahwa insentif laba mendorong perusahaan menjadi lebih efisien, memangkas biaya dan berinovasi produk baru yang diinginkan masyarakat. Jika perusahaan gagal mengikutinya, mereka akan keluar dari bisnis. Namun, kegagalan bisnis ini memungkinkan sumber daya mengalir ke area ekonomi baru yang lebih efisien. Sesuatu yang dikenal sebagai ‘penghancuran kreatif’. Sementara pada sistem sosialisme, kepemilikan negara sering menyebabkan inefisiensi karena pekerja dan manajer tidak memiliki insentif nyata untuk memotong biaya.
- Pengangguran. Dalam sistem ekonomi kapitalis, negara tidak secara langsung menyediakan lapangan kerja. Oleh karena itu, pada saat resesi, pengangguran dalam sistem ekonomi kapitalis dapat naik ke tingkat yang sangat tinggi, misalnya saat terjadi Great Depression, pengangguran bisa mencapai lebih dari 20%. Sebaliknya dalam sistem sosialisme, pekerjaan diatur oleh negara. Oleh karena itu, negara dapat menyediakan lapangan kerja penuh meskipun pekerja tidak melakukan sesuatu yang sangat penting.Â
- Kontrol harga. Pada sistem kapitalisme, harga ditentukan oleh kekuatan pasar. Perusahaan dengan kekuatan monopoli mungkin dapat memanfaatkan posisinya dan mengenakan harga yang jauh lebih tinggi. Sementara dalam ekonomi yang dikelola negara, harga ditetapkan oleh pemerintah dimana hal ini terkadang dapat menyebabkan defisit dan surplus (Abdul dkk,2021 : 90-91).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H