Mohon tunggu...
MARWINDA NADEA FEBIOLANIA
MARWINDA NADEA FEBIOLANIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Geografi 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Perbandingan Citra Landsat 7, 8 dan, 9 Berdasarakan Unsur-Unsur Interpretasi

20 Maret 2024   21:20 Diperbarui: 24 Maret 2024   15:44 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

         Penginderaan Jauh adalah ilmu serta seni untuk memperoleh informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh denganmenggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap wilayah, objek atau gelaja yang di kaji. Selain itu, definisi dari ilmu penginderaan jauh merupakansuatu ilmu atau teknologi untuk memperoleh informasi atau kejadian/fenomena alam yang diperoleh dari analisis suatu data yang diperoleh dari hasil rekaman objek, daerah atau fenomena yang telah dikaji. Perekaman atau pengumpulan data penginderaan jauh dilakukan dengan menggunakan alat sensor (pengindera) yang di pasang pada pesawat terbang atau satelit. Aplikasi satelit penginderaan jauh dapat memberikan data atau informasi menegenai sumberdaya alam, baik di darat maupun di lautan. Perekaman yang dilakukan oleh sensor pengenderaan jauh dalam pengambilan data dilakukan berdasarkan perbedaan daya reflektansi (pantulan kembali) energi elektromagnetik pada masing-pasing objek yang yang ada di permukaan bumi. Daya reflektansi yang berbeda-beda ini akan direkam dan didefinisikan sebagai objek yang berbeda yang dipresentasikan dalam sebuah citra.

        Citra Citra Landsat adalah gambar yang diambil oleh satelit-satelit dari program Landsat yang dioperasikan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, dan USGS (United States Geological Survey). Program ini telah berlangsung selama beberapa dekade, dan citra Landsat telah menjadi sumber data yang sangat berharga dalam pemetaan bumi dan pemantauan lingkungan. Citra Landsat menggunakan sensor multi-spektral yang dapat merekam berbagai panjang gelombang cahaya, termasuk inframerah, untuk memperoleh informasi yang beragam tentang permukaan bumi. Data yang dihasilkan oleh citra Landsat dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, termasuk pemantauan perubahan lahan, pemantauan vegetasi, pemodelan iklim, pengelolaan sumber daya alam, dan pemantauan bencana alam. Karena program ini telah berlangsung begitu lama, citra Landsat juga memungkinkan untuk menganalisis perubahan jangka panjang dalam lingkungan dan geologi bumi. Dengan peluncuran satelit Landsat yang lebih baru, seperti Landsat 8 dan 9, kualitas citra telah terus meningkat, memberikan para peneliti dan pengguna data akses ke informasi yang lebih tepat dan terperinci tentang planet kita.

        Citra Landsat hulu sungai utara mengacu pada gambar-gambar yang diambil oleh satelit-satelit Landsat di daerah-daerah yang berada di sepanjang bagian hulu sungai-sungai di wilayah utara. Citra-citra ini memberikan pandangan yang penting tentang lingkungan sungai dan wilayah sekitarnya. Daerah hulu sungai sering kali merupakan sumber air utama bagi sungai-sungai besar, dan pemahaman yang mendalam tentang kondisi lingkungan di daerah ini sangat penting untuk pengelolaan sumber daya air, konservasi alam, dan mitigasi bencana. Citra Landsat dapat digunakan untuk memantau perubahan tutupan lahan, termasuk deforestasi, perubahan penggunaan lahan, dan degradasi tanah, yang semuanya dapat berdampak langsung pada kualitas air dan ekosistem sungai. Selain itu, citra Landsat juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola aliran sungai, memantau banjir, dan mengamati perubahan musiman dalam tutupan salju dan es, yang semuanya memberikan informasi yang berharga bagi manajemen sungai dan prediksi bencana. Dengan menggunakan citra Landsat hulu sungai utara, para peneliti dan pengambil keputusan dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk melindungi dan memanfaatkan sumber daya air yang penting ini. Berikut ini adalah beberapa jenis citra yang digunakan dalam pengambilan pada wilayah Hulu Sungai Utara kemudian akan dibandingan melalui unsur-unsur interpretasinya.

1. Citra Landsat 7

            Citra Landsat 7 ini digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pemantauan lingkungan, pemetaan permukaan bumi, pemantauan perubahan lahan, dan penelitian ilmiah lainnya. Satelit Landsat 7 dilengkapi dengan instrumen pemantauan yang canggih, termasuk Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+), yang mampu menghasilkan citra dengan resolusi spasial yang tinggi di berbagai saluran spektral, mulai dari visual hingga inframerah jauh. Citra Landsat 7 ini sangat berharga dalam memahami dinamika permukaan bumi dan perubahan lingkungan yang terjadi dari waktu ke waktu. Namun, pada tahun 2003, terjadi kegagalan pada instrumen perekam citra di Landsat 7, yang menyebabkan kecacatan pada beberapa citra yang dihasilkan. Meskipun demikian, citra Landsat 7 yang diambil sebelum kegagalan tetap menjadi sumber data yang berharga bagi berbagai aplikasi penginderaan jauh. Adapun kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh citra landsat 7 sebagai berikut :

  • Kelebihan

Citra Landsat 7 memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya berharga dalam pemetaan dan pemantauan lingkungan. Pertama, Landsat 7 menawarkan jangkauan spektral yang luas, mencakup beberapa saluran spektral dari visual hingga inframerah jauh. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk memperoleh informasi yang beragam tentang permukaan bumi, seperti vegetasi, air, dan tanah. Kedua, resolusi temporal yang tinggi, dengan kemampuan untuk mengambil citra dengan interval waktu yang relatif singkat, memungkinkan pemantauan yang konsisten terhadap perubahan lingkungan dari waktu ke waktu. Ketiga, citra Landsat 7 tersedia secara luas dan gratis untuk digunakan oleh masyarakat umum, memfasilitasi akses yang mudah bagi para peneliti, pemerintah, dan organisasi non-profit.

  • Kekurangan 

       Kekurangan yang dimiliki oleh citra landsat 7 salah satunya adalah resolusi spasial yang rendah dan terbatas , terutama jika dibandingkan dengan sensor satelit resolusi tinggi saat ini. Hal ini dapat membatasi kemampuan Landsat 7 untuk mendeteksi detail permukaan bumi yang lebih kecil. Kedua, kegagalan pada instrumen perekam citra Landsat 7 pada tahun 2003 telah menyebabkan cacat pada sebagian citra yang dihasilkan. Meskipun ini tidak mempengaruhi semua citra, namun hal ini dapat menjadi kendala bagi beberapa aplikasi yang memerlukan konsistensi dalam kualitas citra. Terakhir, karena usia misi yang telah berlangsung selama lebih dari dua dekade, Landsat 7 mungkin mengalami penurunan kinerja dan keandalan seiring berjalannya waktu, meskipun upaya pemeliharaan telah dilakukan untuk memperpanjang masa pakai satelit tersebut.

Berikut adalah objek-objek yang dapat dikenali berdasarkan 9 unsur interpretasi citra landsat 7, antara lain :

cuplikan-layar-2024-03-24-163304-65ffe6e4de948f62c07a3843.png
cuplikan-layar-2024-03-24-163304-65ffe6e4de948f62c07a3843.png

2. Citra Landsat 8

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun