hal ini mengapa siswa dan mahasiswa harus terus melaksakan pendidikan walau dalam keadaan apapun termasuk pandemi covid-19 seperti sekarang ini, aku yang saat itu duduk di semester dua harus mengalami rasa pahit dan menerima fakta bahwa pekuliahan ini harus mengalami transisi yang dari awalnya di lakukan secara konvensional mulai dari belajar di kelas bersama rekan-rekan sambil mendengarkan dosen menjelaskan mata kuliah, mengerjakan tugas bersama ketika jam istirahat, melakukan observasi dan kunjungan ke tempat tertentu Karena penugasan matakuliah sosial semua itu harus bertransisi menjadi perkuliahan daring atau (Online).Â
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran "dalam jaringan" sebagai terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan komputer pembelajaran daring (online) sebagai strategi pembelajaran yang menyenangkan bagi pembelajar (mahasiswa) karena dapat menyimaknya dengan melalui smartphone, laptop, maupun komputer bukan hanya sekedar menyimak buku (Argaheni, 2020),
Perubahan sosial yang terjadi pada mahasiswa pada proses belajar mengajar dari tatap muka menjadi Pembelajaran Daring Tidak Selalu Menyenangkan apalagi Saat ini kita sebagai mahasiswa telah melakukan metode daring selama kurang lebih dua tahun hal tersebut menyebabkan rasa jenuh dan tidak sedikit yang berdampak pada psikologis mahasiswa, Seperti penelitian kajian literature yang di lakukan mengungkapakan bahwa Dampak psikologis pandemi COVID- 19 pada mahasiswa antara lain, kecemasan, depresi, stress, sindrom stress pascatrauma (PTSD), dan pertumbuhan pascatrauma (PTG)..Â
 Fakta yang lebih mencengangkan bahwa Berdasarkan jenis kelamin, mahasiswa perempuan lebih cenderung mengalami berbagai gejala psikologis yang ada.(Ratunuman et al., 2021) Misalnya Strees, Stress merupakan gejala psikologis akut yang dialami mahasiswa dimasa pandemi COVID-19 yang di pengaruhi Oleh munculnya rasa takut akan tertular COVID-19, kekhawatiran saat pergi keluar rumah, kebosanan saat melakukan social distancing, kesulitan memahami materi saat perkuliahan darin,  Kurangnya aktifitas diluar rumah dan sedikitnya komunikasi sosial secara tatap muka khususnya pada kalangan teman sebaya (Fauziyyah et al., 2021). Â
Aku sebagai mahasiswa perempuan  tidak menyangkal hasil dari peneltian tersebut, banyak faktor yang menjadi penyebab munculnya stress yang kerap memenuhi isi kepala, kalau Bahasa anak zaman sekarang yaitu Overthinking yang memiliki makna pikiran yang berlebihan terhadap sesuatu.Â
Pada dasarnya kepuasaan akan kebutuhan sosial manusia tidak hanya bisa didasarkan pada kecanggihan teknologi yang di milikinya saja, Walaupun saat ini komunikasi sosial sangat di permudah oleh kecanggihan teknologi hal tersebut tidak serta merta dapat menutupi kebututuhan akan kehadiran dari manusia itu sendiri, menyampaikan rasa emosional secara langsung atau tatap muka tentu saja memiliki feel atau rasa yang berbeda jika di lakukan secara virtual, misalnya penyampaian ekspresi bahagia "tertawa" Â bersama teman-teman sebaya melalui saluran media converence seperti zoom akan terasa berbeda jika tertawa bersama-sama di sebuah caf atau tempat nongkrong.Â
Menurut Harahap, Reni Agustina & Putra, Fauzi Eka dalam (Putra, 2020) Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan orang lain
Mulanya Komunikasi sosial antar teman sebaya di kampus pada awal perkuliahan daring cenderung stabil, seperti saling memberikan kabar satu sama lain , aktif dalam mengirimkan pesan di whats app grub dan sering melakukan video call hal itu menandakan pada awalanya komunikasi sosial yang di bantu dengan kecanggihan teknologi sangat menyenangkan Karena media komunikasi internet yang fleksibel sangat memudahkan kita dalam berkomunikasi sosial, akan tetapi lama-kelamaan intensitas dari masing-masing individu dalam ruang lingkup pertemanan mengalami penurunan dan pada akhirnya whatsapp grub hanya sebagai kumpulan nomor telepon tanpa adanya interaksi atau pertukaran pesan di dalammnya dan pada akhirnya berdampak pada hubungan sosial perteman itu sendiri,Â
Karena yang sama-sama kita tahu bahwa komunikasi merupakan  salah satu bagian penting dalam memngun dan memperkjuat hubungan antar manusia, Sebenarnya terdapat banyak faktor yang memepengaruhi penurunan intensitas komunikasi sosial di masa pandmei covid-19 ini yaitu masing-masing individu mulai mempunyai kesibukan masing-masing, ntah kesibukan akan tugas perkuliahan,organisasi, magang bahkan berkerja.Â
Rasa jenuh yang di rasakan jika komunikasi sosial di lakukan hanay melalaui media online dikarenakan topik pembahasan yang cenderung monoton hal itu disebabkan karena kegiatan perkuliahan yang masih online tentunya individu akan fokus dengan tugas dan pekerjaannya masing-masing bahkan di zaman sekarang penugasan kelompok di mata kuliah tertentu mengalami pergeseran proses pengerjaan, jika dahulu pekerjaan kelompok yang di kerjakan secara tatap muka seluruh anggota mengerjakannya bersama-sama mulai dari bagian satu sampai dengan selesai tetapi tidak dengan saat ini pernugasan kelompok di lakukan dengan cara pembagian tugas hal tersebut ntah di karenakan untuk efesiensi waktu, kesulitan dalam nyatukan gagasan jika di laksanakan dan di diskusikan secara online atau karena perbedaaan jadwal kesibukan masing-masing individu dalam sebuah kelompok.Â
Oleh karena itu saran yang dapat aku berikan berdasarkan bagaiman hubungan sosial pertemanan di perkuliahan ini adalah pertama sebagai manusia jangan terlalau menutup diri dalam berkomunikasi sosial melalui media baru seperti internet dalah hal ini kita sebagai komunikator dan komunikan harus mamapu menempatkan diri, tidak terlalu terbuka di media sosial dan tidak juga terlalu menutup diri (sedang-sedang saja), jangan terlalu banyak berspekulasi dan menghukum diri misalnya takut di bicarakan jika terlalu aktif di whatsapp grub, merasa salah terdapa narasi yang di gunakan untuk bergabung pada topik pembicaraan di grub WA dan Berusahalah untuk memiliki rasa simpati dan empati kepada pengguna media sosial lainnya dalam konteks komuniasi sosial di masa pandemi media social mempunyai peranan penting sebagai media komunikasi terutama komunikasi antar pribadi, sikap simpati dan empati yang di tunjukan mampu membuat hubungan sosial lebih baik lagi terutama dalam hubungan sosial di ruang lingkup pertemanan,Â